Senin, 08 Desember 2014


Solusi Relativisme Bagi Budaya Pemakaman Suku Toraja di Sulawesi
url
O
L
E
H
      SASNITA SARI : 01.14.076
DOSEN : HOLIPAH, S.Sos. M. Si
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
CANDRADIMUKA PALEMBANG
2014/2015



KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Solusi Relativisme Bagi Budaya Pemakaman Suku Toraja di Sulawesi”. Makalah ilmiah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Antropologi Sosial. Makalah ilmiah ini merupakan laporan hasil analisis kami mengenai Budaya Suku Toraja.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada “Ibu Holipah, S.Sos. M. Sisebagai dosen Mata Kuliah Antropologi Sosial yang telah memberi bimbingan kepada kami selama pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada keluarga, teman-teman, dan kakak tingkat yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Palembang,  Desember 2014
                                             
                                                                                                                           Penulis











DAFTAR ISI


KATA PENGATAR..ii
DAFTAR ISI. iii
BAB I
PENDAHULUAN.. 1
1.1        Latar Belakang. 1
1.2        Tujuan. 2
1.3        Rumusan Masalah. 2
BAB II
 PEMBAHASAN.. 3
2.1 Asal usul Tana Toraja. 3
2.1.1 Asal Tana Toraja. 3
2.1.3 Kondisi Ekonomi Tana Toraja. 3
2.1.3  Kelembagaan Tana Toraja. 4
2.2 Budaya Tana Toraja. 7
2.3 Solusi Relativisme. 8
BAB III
PENUTUP. 11
3.1 Kesimpulan. 11
3.2 Saran. 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Indonesia merupakan salah satu Negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Marauke. Hamparan pulau yang di dalamnya terdapat begitu banyak kekayaan alam dan sumber daya manusia menjadikan Indonesia negeri yang banyak disorot. Rempah-rempah, budaya, dan adat istiadat Indonesia menjadi daya tarik tesendiri bagi Negara lain untuk mengenalnya lebih dekat. Tidak hanya Negara lain, banyak dari anak bangsa juga yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai kekayaan yang dimiliki Indonesia. Satu diantaranya adalah keanekaragaman dari suku yang terdapat di Indonesia.
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dengan adat istiadat yang unik. Namun terkadang keunikan yang dimiliki dalam budaya suatu suku bangsa itu tidak relevan dengan kehidupan dewasa ini. Hal ini terlihat pada budaya Suku Toraja. Suku Tana Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian Utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu  Dharma.
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, daerah Tana Toraja memiliki sejarah yang panjang dan tentu saja tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pola kehidupannya pun tidak kalah menarik dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Hingga sekarang suku Tana Toraja tetap menjaga kelestarian budayanya. Di wilayah Kabupaten Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu solo’ (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu’, serta Ma’nene’, dan upacara adat Rambu Tuka.
Dalam adat Tana Toraja upacara Rambu solo menjadi suatu budaya yang sangat penting kedudukannya dalam adat Tana Toraja. Upacara Rambu solo menghabiskan dana besar dan menyembelih kerbau dalam jumlah relative sangat banyak.  Namun seiring dengan perkembangan zaman dan ekonomi Indonesia saat ini budaya ini menjadi tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang. Hal ini dikarenakan kondisi pangan Indonesia yang sedang mengalami masa-masa kesulitan.  Sampai saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pencapaian swasembada pangan  lima komoditas strategis, yaitu beras, jagung, kedelai, daging sapi dan gula, belum memperlihatkan hasil yang optimal. Situasi tersebut tercermin dalam tingkat ketersediaan beberapa pangan komoditas pangan domestik yang masih tergantung pada impor, yaitu  kedelai sekitar 70 persen, gula sekitar  54 persen, dan daging sapi sekitar 20 persen. Untuk beras dan jagung, impornya tidak terlalu besar yaitu hanya sekitar 11 persen  untuk jagung dan 5 persen untuk beras.  Oleh karean itu dibutuhkannya suatu kajian dan solusi relativisme dalam penyelesain masalah ini agar budaya adat Tana Toraja tetap terlaksana namun dapat membantu kondisi Indonesia saat ini.

1.2       Tujuan
            Tujuannya adalah menganalisis budaya upacara pemakaman Suku Tana Toraja yang cenderung menghabiskan banyak biaya dan berlebihan dalam penggunaan sumber daya hewan untuk melakukan upacara pemakaman, sehingga dapat dihasilkan solusi relativisme agar budaya pemakaman tersebut dapat relevan dengan kehidupan saat ini tanpa mengubah budaya asli Tana Toraja.
1.3       Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa upacara pemakaman suku toraja penting dilakukan?
2. Bagaimana cara agar upacara pemakaman tersebut tetap berlangsung dengan biaya yang dapat diminimalisir dan penggunaan sumberdaya dengan cara yang bijak tanpa menghilangkan budaya?













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal usul Tana Toraja
2.1.1 Asal Tana Toraja
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.  Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
2.1.3 Kondisi Ekonomi Tana Toraja
Budaya Toraja masih mengenal yang dinamakan dengan sistem kelas sosial, Ada tiga tingkatan kelas sosial: bangsawan, orang biasa, dan budak (perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda).  Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga.
Kaum bangsawan, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga, tinggal ditongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana (pondok bambu yang disebut banua). Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka. Rakyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsawan biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka. Rakyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan kematian. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.  Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan, ada juga beberapa gerak sosial yang dapat memengaruhi status seseorang, seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan. Kekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki.
Ketiga golongan lapisan sosial tersebut merupakan dasar atau pedoman yang dijadikan sendi bagi kebudayaan kehidupan sosial masyarakat Toraja, terutama dalam interaksi dan aktifitas masyarakat, seperti pada saat diselenggarakan upacara perkawinan, pemakaman, pengangkatan ketua atau pemimpin adat dan sebagainya.

2.1.3  Kelembagaan Tana Toraja
Sebelum memasuki kelembagaan budaya Toraja terdapat aturan-aturan dasar yang ada di Tana Toraja yaitu :
Visi To Lembang dan Aluksanda Pitunna ada 2 (dua) prinsip dasar yang mengatur tata kehidupan To Lembang yaitu: Hubungan antar manusia yang dinamakan Penggarontosan, Hubungan manusia dengan sumberdaya alam yaitu Aluk Sanda Pitunna atau Tallu Lolona.
a. Visi Hubungan Penggarontosan yaitu :
  • Misa ada dipotuo pantan kada dipomate (bersatu kita teguh bercerai kita mati)
  • Sipakaele, disirapai (saling menghargai dan musyawarah)
  • Hidup bagaikan ikan masapi (hidup bersama bagaikan ikan dan air yang saling membutuhkan).
  1. Visi Tallu Lolona Aluksanda
Konon To Lembang dari daerah asalnya dibekali aturan yang dinamakan Aluksanda Pitunna, aturan yang mengatur hubungan manusia dengan sumberdaya alamnya serta manusia dengan dalam komunitas (Sang Lembang). Filosofi Aluk Sanda Pitunna adalah “Tallu Lolona,” artinya bahwa di atas bumi persada terdapat 3 (tiga) unsur kehidupan yang tumbuh dan berkembang biak, saling hidup-menghidupi yaitu : Lolo Tau (manusia), Lolo Patuoan (hewan) dan; Lolo Tananan (tumbuhan).  Ketiga unsur ini saling berkaitan yang diatur melalui Aluk Sanda Pitunna.
Komunitas atau Lembang merupakan sebuah wilayah Masyarakat Hukum Adat yang mempunyai struktur dan perangkat lembaga adat yang dinamakan Tongkonan dan dipimpin oleh Pemangku Adat atau To Parenge.
Sejak dari To Puan dalam perkembangannya sekarang ini ada beberapa aspek yang sangat mendasar serta melembaga dalam pergaulan sosial suku Toraja, yakni :
  • Hidup berkelompok dalam suatu komunitas yang dinamakan Lembang
  • Ada pemimpin atau yang dituakan dan;
  • Nilai demokrasi melalui Kombongan merupakan kekuasaan yang tertinggi (untesse batu mapipang).
Lembang tersebut membuat struktur dan aturan-aturan yang disepakati bersama melalui Kombongan yang diselenggarakan di Rumah Tongkonan. Kombongan inilah yang merupakan Lembaga pengambil keputusan tertinggi. Kewenangan Kombongan diberi arti dengan ungkapan Untesse Batu Laulung (kombongan dapat memecahkan batu pualam).  Kombongan sebagai pilar demokrasi dan sebagai wadah yang mengawal dinamika adat sesuai perubahan kebutuhan masyarakatnya. Sejak To Banua Puan, maka salah satu ciri yang mendasar dalam komunitas adalah musyawarah yang dinamakan Kombongan.
Pada saat ini Kombongan tersebut sudah melembaga dari generasi ke generasi. Semboyan Kombongan yaitu “Untesse batu mapipang” artinya dapat  memecahkan batu cadas yang mempunyai makna bahwa apapun dan bagaimanapun asal disetujui melalui Kombongan dapat merubah, menghapus atau membuat aturan adat yang baru. Hasil Kombongan setelah disahkan merupakan adat. Prinsip tersebut sudah membudaya disetiap insan Toraja sehingga dimanapun mereka berada di seluruh Nusantara hidup berkelompok dan bermusyawarah tetap dipertahankan. Motto, “Kada Rapa dan Kada Situru” (kesepakatan dan persetujuan) yaitu :
  • Kombongan Kalua Sang Lepongan Bulan
  • Kombongan Kalua meliputi seluruh Lembang
  • Kombongan Karopi dalam tiap Karopi
  • Kombongan Saroan dalam kelompok basis di bawah Karopi
Kombongan kalua sang lepongan bulan (Musyawarah Agung), kombongan seluruh Tana Toraja yang merumuskan dan memusyawarahkan aturan-aturan yang menyangkut antar Lembang. Oleh karena pertimbangan efesiensi, maka kombongan tersebut dihadiri oleh wakil atau utusan dari masing-masing kelompok jadi berlaku demokrasi perwakilan.
Kombongan kalua sang lembangan,  kombongan yang tertinggi dalam wilyah adat misalnya Sang Nanggalan. Dilakukan setiap tahun atau apabila ada hal yang penting atau khusus. Dihadiri oleh seluruh pemuka To Parenge bersama pemuka adat dan masyarakat. Mekanisme dalam persidangan sangat terbuka dan bebas dimana tiap peserta bebas mengeluarkan pendapat namun pengambil keputusan oleh tiap Karopi melalui musyawarah dan mufakat.
Kombongan Karopi di tingkat Karopi dinamakan Kombongan saja. Dilaksanakan tiap tahun atau apabila ada hal yang khusus antar lain apabila terjadi pelanggaran adat atau hasil kombongan kalua. Kombongan dihadiri oleh seluruh warga dan dilaksanakan dengan demokratis. Dalam kombongan tersebut tanpa melihat tingkatan dan golongan bebas berbicara sehingga kadang-kadang terjadi perdebatan yang sengit. Di sini kecenderungan rakyat meminta pertanggungjawaban dari To Parenge atas pelaksanaan adat dalam wilayahnya.  Yang dibahas adalah aturan adat yang berlaku, merubah, mencabut aturan-aturan baru yang semuanya berasal dari usulan masyarakat.
Kombongan Soroan, kombongan yang menyangkut aturan lokal dalam wilayah kecil atau kelompok keluarga atau organisasi kemasyarakatan antara lain organisasi jemaat gereja, koperasi kelompok atau wilayah sebesar RT. Mengkaji dan membuat kesepakatan khususnya yang berkaitan dengan gotong-royong kelompok atau menyelesaikan kasus tanah hak milik bersama atas tanah atau hutan.




2.2 Budaya Tana Toraja
Di wilayah Kabupaten Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu solo’ (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu’, serta Ma’nene’, dan upacara adat Rambu Tuka. Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka’ maupun Rambu solo’ diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya.  Dalam adat Tana Toraja upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal diantara upacara-upacara yang telah disebutkan sebelumnya.  Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar.  Seluruh upacara dalam rangkaian penguburan mayat ini memerlukan biaya yang besar. Itu ditanggung oleh yang bersangkutan disamping sumbangan-sumbangan yang berasal dari kerabat-kerabat namun sumbangan itu bersifat hutang sehingga harus dibayar kembali ketika ada kerabat yang kehilangan keluarga. Besar kecilnya upacara mencerminkan tingkat kekayaan suatu keluarga. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.
Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan kePuya.
Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih.  Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam “masa tertidur”. Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.
Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau taubiasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.
2.3 Solusi Relativisme
Budaya Toraja memiliki prinsip dasar dalam mengatur tata kehidupan, yaitu mengatur hubungan antara manusia dan sumber daya alam. Tata kehidupan yang mengatur sumber daya tersebut salah satunya adalah hubungan antara manusia dengan hewan, yang dikenal dengan Lolo Patuoan. Dalam perayaan upacara pemakaman budaya Toraja, masyarakat menggunakan kerbau sebagai syarat perayaan pemakaman. Sekitar 24 – 100 ekor kerbau yang dibeli dengan harga 10 – 50 juta per ekor untuk kaum bangasawan sedangkan untuk kaum menengah adalah sekitar 8 ekor kerbau dan 50 ekor babi.
Berakar pada kondisi sosial budaya Toraja yang cenderung berlebihan dalam penggunaan sumber daya hewan tersebut, maka kami mengusulkan solusi relativisme melalui fungsi kelembagaan yang ada pada masyarakat Toraja.   Solusi tersebut dilakukan dengan menggunakan fungsi demokratis yang dimobilisasi oleh ketua adat dalam forum musyawarah sesuai dengan Visi Hubungan Penggarontosan yaitu :
  • Misa ada dipotuo pantan kada dipomate (bersatu kita teguh bercerai kita mati)
  • Sipakaele, disirapai (saling menghargai dan musyawarah)
  • Hidup bagaikan ikan masapi (hidup bersama bagaikan ikan dan air yang saling membutuhkan).
Forum musyawarah dalam adat Toraja itu disebut dengan Kombongan Karopi di tingkat Karopi dinamakan Kombongan saja. Dilaksanakan tiap tahun atau apabila ada hal yang khusus antar lain apabila terjadi pelanggaran adat atau hasil kombongan kalua. Kombongan dihadiri oleh seluruh warga dan dilaksanakan dengan demokratis. Dalam kombongan tersebut tanpa melihat tingkatan dan golongan bebas berbicara sehingga kadang-kadang terjadi perdebatan yang sengit. Di sini kecenderungan rakyat meminta pertanggungjawaban dari To Parenge atas pelaksanaan adat dalam wilayahnya.  Yang dibahas adalah aturan adat yang berlaku, merubah, mencabut aturan-aturan baru yang semuanya berasal dari usulan masyarakat.  Kombongan Karopi ini dapat digunakan untuk membahas kembali aturan adat berlaku yaitu aturan upacara adat pemakaman yang bertolak belakang pada sistem kekerabatan Tana Toraja yang berarti bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.
Selain itu, dewasa ini budaya seperti itu kurang relevan dengan kondisi pangan yang ada di Indonesia saat ini.  Kerbau Tedong Bonga adalah termasuk kelompok kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Tana Toraja. Kesulitan pembiakan dan kecenderungan untuk dipotong sebanyak-banyaknya pada upacara adat membuat plasma nutfah (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya, hal ini menjadi salah satu permasalahan yang ada di adat Tana Toraja.  Badan Intelijen Negara Republik Indonesia mengatakan bahwa Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta lebih dengan ditandai oleh kelompok menengah yang  mulai tumbuh, daya beli masyarakat  yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang semakin membaik, menyebabkan permintaan pangan bertambah dalam jumlah, mutu dan keragamannya. Sementara, pertumbuhan kapasitas produksi pangan domestik menghadapi hambatan, karena adanya kompetisi pemanfaatan lahan, dukungan infrastruktur pangan yang kurang memadai, agroekosistem yang tidak sesuai, serta iklim usaha yang kurang kondusif.
Hal inilah yang menjadi ancaman krisis pangan di Indonesia, sehingga dengan mengurangi penggunaan sumber daya hewan kerbau pada upacara pemakaman adat Toraja diharapkan dapat menyelamatkan kita dari krisis pangan yang melanda Indonesia saat ini.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Sistem upacara adat pemakaman Tana Toraja menggunakan biaya yang sangat besar dan berlebihan dalam penggunaan sumber daya hewan khususnya kerbau. Sistem adat pemakaman Tana Toraja menggunakan kerbau yang diperoleh dari biaya sendiri keluarga yang ditinggalkan dan sumbangan dari kerabat. Namun ternyata sumbangan ini dinilai sebagai hutang yang suatu wajib dibayar oleh keluarga yang ditinggalkan kepada para kerabat yang telah memberikan sumbangan. Dalam adat Tana Toraja ternyata konsep sistem kekerabatan bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang itu sangat bertolak belakang.
Penggunaan kerbau yang terlalu berlebihan dalam adat pemakaman Tana Toraja juga dapat menyebabkan krisis pangan di Indonesia. Kesulitan pembiakan dan kecenderungan untuk dipotong sebanyak-banyaknya pada upacara adat membuat plasma nutfah (sumber daya genetika) asli itu terancam kelestariannya. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang ada di adat Tana Toraja, sehingga perlu dilakukan pengurangan dalam penggunaan sumber daya hewan secara bijak.
3.2 Saran
            Saran yang kami berikan berdasarkan solusi relativismedalam adat Tana Toraja perlu dimuculkan kembali sistem kelembagaan yaitu kombongan Karopi untuk meninjau kembali aturan adat yang berlaku, merubah, mencabut aturan-aturan baru yang semuanya berasal dari usulan masyarakat. salah satunya meninjau kembali sistem kekerabatan yang bertolak belakang dengan adat pemakaman dan penggunaan sumber daya yang berlebihan, agar adat pemakaman Tana Toraja relevan dengan kehidupan Indonesia saat ini tanpa merusak budaya yang telah ada.

Minggu, 30 November 2014

Pengantar Ilmu Komunikasi

1.     Pendahuluan

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscayaakan terisolasi dari masyarakat.

Kebutuhan Promosi untuk Bermasyarakat

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakatyang disebutkan menurut Profesor Wilbur Schramm.Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm, 1982).
Harold D. Lasswell salah satu seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjdai penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi:
Pertama adalah hasrat manusia untuk mngontrol lingkungannya. Melalui komunuikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara, dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya.
Kedua adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarkat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu beradaptasi dengan lingkungannya.
Ketiga adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakt yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarkatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan.
Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakatnya. Jadi komunikasi jelas tidak dapt dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Kamonikasi adalah salah satu aktivitas fundamental dalam kehidupan umat manusia,suatu sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, dimana kapan manusia mulai berkomunikasi dengan manusia lainnya.
Everett M. Rogers (1986) menilai peristiwa ini sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu mengutarakan pikirannya secara tertulis.untuk memudahkan berkomunikasi didunia luar dengan memakai perahu, rakit, dan sampan.Pengumpulana gong romawi dan pembakaran api yang mengepulkan asap Di cina adalah simbol-simbol komunikasi yang dilakukan olehb para serdadu dimedan perang.
Kecakapan manusia berkomunikasi dengan tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada 1450 oleh gutenbeng dan Jonh Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun.penemuan teknik cetak mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi.
Penemuan cetak mencetak selain melahirkan sebagai macam surat kabar, juga sekaligus menciptakan teknik-teknik baru dalam bidang jurnalistik sperti penulisan editorial, penulisan berita, dan periklanan.
Lima puluh tahun sesudah Amerika serikat mendemontrasikan pesawat TV kecakapan manusia berkomunikasi yang lebih canggih. Rogers menyebutnya sebagai generasi media interaktif.
Gejala masyarakat informasi makin tampak perwujduannya. Ini ditandai makin banyak orang memiliki profesi pada sektor-sektor informasi. Misalnya konsultan, dosen, peneliti, penulis wartawan, public relations, periklanan, programer, komputer, dunia artis, penyiar/presenter, penyuluhan lapangan, penulis buku, penerbitan, tenaga sales promotions.
Di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang komunikasi mengalami kemajuan pesat dengan berbagai maca nama, seperti School of Communication, School of Jurnalism, Department of Mass Communicationsions, Department of Agricurtural Journalism, Department of communications Arts, Department of Agricutural Extension and Communication, School of  Visual and Graphic Communications,Iinstitute of Development Comucations, Department of Communication and Theatre, Department of Broadcasting, School of Public Relations, School of Speech Communications.
Lalu kemudian diusul dengan pendirian jurusn publisistik di berbagai universitas negeri seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Hasanuddin, lalu disusul oleh Universitas Diponegoro, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Sebelah Maret, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, dan beberapa universitas lainnya.
Pendidikan komunikasi yang berkembang begitu pesat di Amerika Serikat, telah memberi pengaruh yang besar terhadap pendidikan komunikasi dibebagai negara, termasuk Indonesia.

Apakah Ilmu Komunikasi Perlu Dipelajari?

Ada beberapa alasan yang mendorong perlunya komunikasi untuk dipelajar adalah sebagai berikut :
1.      Komunikasi yang baik dengan orang lain akan membantu seseorang mempermudah  mendapatkan rezeki, sahabat dan pelanggan.
2.      Semakin banyak orang yang tidak mengenal etika dalam komunikasi. Seperti dalam menyampaikan pendapat atau somasi seenaknya mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain.
3.      Dengan mengetahui konsep, teori, dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang bisa menjadi pekerja komunikasi yang terampil dan profesional.
4.      Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat memaksa orang harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terutama dalam bidang komputer, animasi gambar, dan internet.

Komunikasi Sebagai Seni, Ilmu Dan Lapangan Kerja

Komunikasi sebagai seni yang bisa dipraktikan, sebagai ilmu yang bisa dipelajari, dan sebagai ;lapangan kerja yang bisa menjanjikan.
Sebagai seni, komunikasi memiliki:
1.      Nilai estetika yang diterapkan dalam praktik-praktik komunikasi seperti penulisan berita, roman, novel, penyiaran radio dan televisi, seni grafika, retorika, akting, penulisan skenario dan penulisan buku.
2.      Fungsi hiburan (enjoy) yang dapat mengisi waktu luang seseorang, seperti menonton televisi, membaca surat kabar atau majalah dan mendengar radio.
Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek pengamatan, yang bersifat ilmiah empiris (scientific) dimana teorinya berlaku umum, serta mampu menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda (kata, simbol) dan lambang (Charles R. Berger dan Zeehariah Chaffee, 1987).
Sebagai lapangan kerja, komunikasi menjadi profesi dalam lapangan kehidupan. Misalnya jurnalistik, public relations, penulis penyiar, dosen, artis, periklanan, riset, penerangan, manajer kampanye dan sebagainya. Oleh karna itu, ketika orang sarjana, komunikasi profesional memasuki lapangan kerja baik di perkantoran maupun perusahaan.

2.     Ruang lingkup, pengertian dan unsur-unsur komunikasi

Istilah komunikasi kian hari kian populer dan ada berbagai macam istilah komunikasi yaitu : ada komunikasi timbal balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan komunikasi dua arah.

Ruang Lingkup

Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan peristiwa komunikasi di mana-mana. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel lainnya, sehingga manusia bisa bernapas, berdiri tegak dan sebagainya.
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi yang menggambarkan bagaiman seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain.

Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi tidak sederhana yang kita lihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing-masing. Misalnya, para pakar filsafat memberi pengertian atau difinisa dengan menekan aspek arti (meaning) Dn signifikasi pesan, kalangan psikolog dan hubungan dengan individu, para pakar sosiologi dan antropologi. Kemudian komunikasi digunakan dalam kontes masyarakat dan budaya oleh para pakar ilmu politik.
Komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalu saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang yang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusa mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Book, 1980).

Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi, yakni:
1.    Komunikasi ini hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalam yang sama antara pihak-pihak yang telibat dalam proses komunikasi (sharing similar experinces).
  1. Jika daerah tumpang tindih (the field of experince) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka besar kemungkinan tercipta suatu proses komunikasi yang menengah (efektif).
  2. Komunikasi yang terjadi sangat ternatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif.

Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur atau elemen adalah bagian yang digunakan unuk membangun suatu body (badan). Kita tidak bisa menyebutkan sebuah rumah yang sempurna jika rumah tersebut tidak memiliki lantai, dinding, pintu, atap, dan jendela.
Dalam studi manajemen ada unsur-unsur yang membangun yakni; organisasi (organization), perencanaan (planning), karyawan (staffing), kepemimpinan (learership), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluation). Kemudian didukung oleh unsur-unsur; pengirime (suerce), pesan (message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.


Sumber
Sumber pristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengiman informasi.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

Media
Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada peneriama.

Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber.

Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasan dan dilakukan oleh penerima sebelumdan sesudah menerima pesan.
Tanggapan Balik
Umpan balik adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.

Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhui jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni;
  1. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.
  2. Lingkungan sosial menunjukan faktor-faktor sosial budaya, ekonomi dan politik.
  3. Dimensi psikologis adalah pertimbangaan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi.
  4. Dimensi waktu menunjukkan dimensi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi.

3.     Tipe Komunikasi
Menurut kelompok sarjana komunikasi Amerka yang menulis buku Human Communication (1980) ada lima macam tipe komunikasi yakni: Komunikasi Antarpibadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), Komunikasi Massa (Massa Communication), Dan Komunikasi Publik (Public Communication).
Menurut Joseph A. DeVito seorang profesor komunikasi di City University of New York dalam buku communicology (1982) ada empat tipe komunikasi yakni: Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Kelompok Kecil, Komunikasi Publik, dan Komunikasi Massa.
Menurut R. Wayne Pace ada tiga tipe komunikasi yakni: Komunikasi Dengan Diri Sendiri, Komunikasi Antarpribadi, serta Komunikasi Khalayak.
Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses komunikasi dengan diri sendiri.
Komunikasi Antarpibadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud di sini ialah proses komunikasi yang berlangsung antar dua oarang atau lebih secara tatap muka.
Menuru sifatnya komunikasi terbagi dua, yakni: Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication).
 Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka.
Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak (audience communication).
Komunikasi Massa (Massa Communication)
Komunikasi massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembagga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.
Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.

4.     Model Komunikasi  
Model adalah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari suatu proses. (Book, 1980).
Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Misalnya, dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses, serta keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.
Secara garis besar model dapat dibedakan atas dua macam, yakni model oprasional dan model fungsional. Model oprasional menggambarkan proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi kemungkinan-kemungkinan oprasional,baik terhadap luaran maupun faktor-faktor lain yang memengaruhi jalan suatu proses. Sedangkan model fungsional berusaha menspesifikasi hubungan-hubungan tertentu di antara berbagai unsur dari suatu proses serta menggeneralisasikannya menjadi hubungan-hungan baru.
Model komunikasi di buat untuk membantu dalam memberi pengertian tentang komunikasi, dan jiga untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi yang ada dalam hubungan antarmanusia. Sedangkan para pakar komunikasi sendiri mengakui bahwa tidak ada satu pun model komunikasi yang paling sempurna, melainkan saling isi mengisi satu sama lain.
Tiga model komunikasi yang perlu diketahui dalam memahami komunikasi antarmanusia, yakni model analisis dasar komunikasi, model proses komunikasi dan model komunikasi partisipasi.
Model Analisis Dasar Komunikasi
Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudian Lasswell hingga Shannon dan Weaver. Atas dasar itu, Aristoteles membuat model komunikasi yang terdiri atas tiga unsur yakni:
Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasi. Seseorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell (1948). Dan satu-satunya pembelajaran untuk Lasswell ialah para pakar menilai bahwa model ini mencerminkan masanya ketika ia diformulasikan.
Tahun 1949, dua orang insinyur listrik Claude E. Shannon dan Warren Weaver, berhasil menerbitkan buku Tha Mathematical Theory of Communication atas dana Rockefeller Foundation.
 Prose komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan, kemudian ditrasmit melalui saluran kawat atau gelombang udara. Pesan ditangkap oleh pesawat penerima yang merekonstruksi kembali sinyal itu sampai kepada tujuannya (destination). Tujuan di sni adalah penerimaan yang menjadi sasaran pesan.
Model Proses Komunikasi
Salah satu model yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang di buat oleh Osgood bersama Schramm (1954).
Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis di mana pesan ditransmitmelalui proses encoding dan decoding. Encoding adalah traslasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan decoding adalah traslasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber.
Model Komunikasi Partisipasi
Model ini muncul setelah melihat berbagai kelemahan model komunikasi satu arah yang telah mendominasi berbagai riset komunikasi sebelumnya.
Teori sibernetik melihat komunikasi sebagai suatu sistem dimana semua unsur saling bermain dan mengatur dalam produksi luaran.
Sekarang komunikasi tidak lagi dipandang aliran informasi searah, melainkan suatu proses yang interaktif, menyatu dan partisifatif. Kata Hernando Gonzales (1985). Sedangkan model komunikasi yang berdasar paradigma lama, memberi tekanan pada sumber sebagai pelaku yang dominan, satu arah dan berusa memengaruhi khalayak dengan metode persuasi propaganda.
Komunikasi dapat di lihat dari berbagai perspektif, di antaranya:
1.      Perspektif perilaku (behavioristic perspective) komunikasi ini menunjukkan tekanan pada rangsangan (stimuli) yang dibuat oleh sumber dan reaksi (response) yang diberikan oleh penerima
2.        Perspektif transmisi (transmissional perspective) memandang komunikasi sebagai suatu pengalihan informasi dari sumber kepada penerima.
3.      Perspektif interaksi menekankan bahwa komunikator atau sumber memberi respons secara timbal balik pada komunikator lainnya.
4.      Perspektif transaksional (transactional perspective) memberi tekanan pada proses dan fungsi untuk berbagi dalam hal pengetahuan dan pengalaman.
Keempat perspektif ini menempatkan komunikasi secara tegas sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam bekomunikasi dapat dilakukan secara langsung  (tatap muka) atau dengan perantara media.
Model komunikasi yang muncul seiring dengan perkembangan disiplin ilmu komunikasi itu sendiri. Misalnya ada model komunikasi antarpribadi, model komunikasi kelompok, model komunikasi massa, model komunikasi penyuluhan, model komunikasi antaretnik/budaya, model komunikasi organisasi dan sebagainya.
Model komunikasi kini makin berkembang dari perspektif lain, dengan munculnya model komunikasi linear, model komunikasi interaksional dan model komunikasi trasaksional.

5.     Dimensi dan Perspektif Ilmu Komunikasi
Komunikasi Sebagai Proses
Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses, berarti unser-unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.

Komunikasi Sebagai Simbolik
            Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (non verbal)
 Komunikasi Sebagai Sistem
            Suatu sistem komunikasi memerlukan sifat yang sistematik, yakni menyeluruh saling bergantung, berurutan, mengontrol dirinya, seimbang berubah, adaptif, dan memiliki tujuan.
            Komunikasi Sebagai Aksi
            Aksi (action) merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang, maka pada saat ia berhubungan dengan orang lain, maka ia melakukan interaksi.
            Aksi dan interaksi menurut Miller (2005:6) menuntut reaksi balik dari penerima informasi kepda pemberi informasi.
Komunikasi Sebagai Aktivitas Sosial
Upaya ini dilakukan untuk menghilangkan keterasingan mereka, dan juga ke inginan untuk mengetahui apa yang terjadi di luar dirinya (communication is human). Ataukah untuk kepentingan aktualisasi diri dan membicarakan masalah-masalh politik, sosial, budaya, seni, dan teknologi semuanya hanya dapat dipenuhi melalui komunikasi.
Komunikasi Sebagai Multidimensional
Asumsi dasar hubungan multidimensional, bahwa sebuah elemen bisa saja memengaruhi dan dipengaruhi oleh satu unsur atau lebih. Begitu juga sebaliknya, saluran dan penerima dapat memengaruhi sumber.

6.     Fungsi Komunikasi
Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antarmanusia dalam masyarakat
Fungsi-fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri. Komunikasi dibagi atas empat tipe, yakni:
1.      Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
2.      Komunikasi antarpribadi (interpersonal communition) funsinya ialah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
3.      Komunikasi publik (public communication) berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi mendidik, dan menghibur.
4.      Komunikasi massa (massa communication) berfungsi untuk menyebar luaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalm hidup seseorang.
Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukan data, fakta dan ide. Oleh karena itu, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai berikut.
1.      Informasi; kegiatan untuk mengumpulkan menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya.
2.      Sosialisasi; menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3.      Motivasi; mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa.
4.      Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat.
5.      Pendidikan; membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar sekolah.
6.      Kebudayaan; media masa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan cetak seperti buku dan penerbit-penerbit lainnya.
7.      Hiburan; sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lain.
8.      Integrasi; komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
Fungsi komunikasi massa ditunjukkan untuk:
1.      Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan prilaku kearah modernisasi.
2.      Mengajarkan keterampilan baru
3.      Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.
4.      Menciptakan efesiensi tenaga dan biaya terhadap mobalitas seseorang.
5.      Meningkatkan aspirasi seseorang.
6.      Menumbuhkan partisipasi
7.      Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan dari suatu situasi tertentu.
8.      Mempertinggi rasa kebangsaan
9.      Meningkatkan aktivitas politik seseorang.
10.  Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat.
11.  Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan.
12.  Memdukung pembangunan ekonomi, sosial dan politik suatu bangsa.

7.     Komunikasi Sebagai Ilmu yang Multidisiplin
Komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini publik). Pengertian monodisiplin di sini melihat kedudukan ilmu itu berdiri sendiri dengan cirinya sendiri, seperti halnya ilmu teknik, ilmu kimia, ilmu sastra, ilmu pertanian.
Dengan realita seperti ini, ilmu komunikasi makin disadari bukan lagi sebagai ilmu yang monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik, namun cenderung makin diakui sebagai ilmu yang multidisiplin yang terbuka dan dibina oleh banyak disiplin ilmu.
Komunikasi memiliki filsafat bahwa kehidupan manusia sesungguhnya ditentukan oleh tiga unsur, yakni unsur biologis, unsur fisik, dan unsur sosial.
Ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam masyarakat, seperti sisiologi, ekonomi, politik, hukum, manajemen, psikologi, dan komunikasi berbeda dalam satu lingkaran sosial. Misalnya dalam hal studi geografi dan geologi, keduanya memiliki objek material yang sama, yakni mempelajari tentang bumi, tetapi keduanya memiliki objek formal yang berbeda dimana geografi mempelajari tentang permukaan bumi, sedangkan geologi mempelajari tentang isi bumi.
Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin sejak dulu telah dikembangkan oleh banyak ilmuan yang berasal dari luar bidang komunikasi. Beberapa diantaranya; John Dewey, Charles Horton Cooley, Roberty Park, George H. Mead, Kurt Lewin, Nobert Weiner, Lasswel, Hovland, Lazarsfeld, Schramm, dan Rogers.
·        John Dewey (Psikolog dan Filsafat)
Dewey adalah seorang ahli psikolog dan filsafat yang beraliran liberal.
·        Charles Horton Cooley (Sosiologi)
Cooley membuktikan dengan melalui observasinya yang ketat terhadap pertumbuhan kedua orang anaknya.
·        Roberty E Park (Filsafat dan Sisiologi)
Park mengembangkan kemampuan analisisnya untuk mengamati perilaku manusia, khususnya perilaku menyimpang pada masyarakat kota yang miskin.
·        George Herbert Mead (Filsafat dan Psikologi)
Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi hubungan antarmanusia.
·        Kurt Lewin (Psikologi)
Lewin adalah seseorang ilmuwan Jerman keturunan Yahudi, mengajar di Universitas barlin dalam bidang psikologi.lewin berdiri di muka papan tulis dengan wajah menantang mahasiswanya.
·        Nobert Weiner (Matematika)
Seseorang ahli matematika, Weiner juga tertarik mempelajari fisika, jaringan saraf, dan kedokteran jiwa
·         Harold D. Lasswell (Ilmu Politik)
Lasswell adalah sarjana politik. Tapi Lasswell tidak hanya menguasai ilmu politik, melaikan lebih dari itu. Ia dikenal sebagai ahli ilmu sosial Amerika pertama yang tertarik pada bidang psikoanalisis, serta belajar ilmu pengobatan dari Theodre Reik di berlin.
·        Carl Hovland (Psikologi Eksperimen)
Hovland merancang berbagai percobaan terhadap film-film latihan perang dari segi kreadibilitas sumber, penyajian dalam bentuk satu dan dua sisi, aspek kekuasaan dan efeknya terhadap tentara.
·         Paul F. Lazarsfeld (Matematika dan Sisiologi)
Lazarsfeld adalah ilmuawan keturunan Yahudi yang di cari oleh Hitler, ketika Australia jatuh di tangan Nazi Jerman. Ia meninggalkan Australia pada 1933 lalu menjadi direktur riset radio di Princeton yang di biayai yayasan Rockefeller.
·        Claude E. Shannom (Elektronika)
Sebagai sarjana elektronika lebih banyak menghabiskan waktunya dilaboratorium elektronika Bell hingga 1956. Ia adalah seorang pekerja yang senantiasa menginginkan kesempurnaan dan tidak suka dipublikasikan.
·        Wilbur Scharamm (Kesusastraan)
Scharamm dikenal sebagai penulis fiksi. Salah satu cerita pendeknya yang berjudul Windwagon Smith memperoleh penghargaan O’Henry pada 1942.
·        Everett M. Rogers (Sosiologi Pedesaan)
Rogers berhasil meraih dokternya dalam tahun 1957, pada saat yang sama Scharamm menamatkan dokter pertama dalam bidang komunikasi di University of Illinois.
·        Nora C. Quebral (Komunikasi)
Nora C. Quebral adalah seorang perintis pendidikan komunikasi untuk negara-negara sedang berkembang di University of the Philippines Los Banos.
·        Astrid Sunarti Susanto (Sosiologi Komunikasi)
Astrid mulai menulis buku-buku tentang komunikasi yang banyak menjadi acuan para mahasiswa komunikasi di Indonesia.
·        Muhammad Alwi Dahlan (Komunikasi)
Alwi Dahlan merupakan kemenakan dan Usmar Ismail, tokoh Perfilman Indonesian, memiliki kegemaran menulis dan mengarang. Alwi mengembangkan kegiatan penulisannya dalam penerbitan kampus; ia menjadi pemimpin redaksi Majalah “Forum” dan “Mahasiswa”.

8.     Komikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan pada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, seurce atau encoder. Untuk itu, seseorang komunikator harus terampil berkomunikasi,  dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas.
Mengenal Diri Sendiri
Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Dia yang harus lebih awal mengetahui tentang kesiapan dirinya. Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.
Wilayah Terbuka
Pada wilayah terbuka kita mengenal diri kita dalam hal keperibadian, kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian, jika kita ingin sukses dalam berkomunikasi, kita harus mampu mempertemukan keinginan kita dan keinginan orang lain.
Wilayah Buta
Pada wilayah buta orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya, tetapi sebaliknya kekurangan itu justru di ketahui oleh orang lain. Oleh karena itu, kalau wilayah buta melebar dan mendesak wilayah lain, maka akan terjadi kesulitan komunikasi.
Menurut Joseph Luft dan Harrington, wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit dihapuskan sama sekali, kecuali mengurangi.

Wilayah Tersembunyi
 Kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Ada dua konsep yang erat hubungannya dengan wilayah tersembunyi, yakni;
1.      Over disclose ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu, sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
2.      Under disclose ialah sikap terlalu menyebunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan.
Wilayah Tak Dikenal
Wilayah tak dikenal adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi. Sebab selain kita sendiri yang tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita.
Self awareness ialah proses menyadari diri tentang siapakah aku, di mana aku berada dan bagaimana orang lain memandang diriku. Jika orang sadar pada dirinya, apa yang trjadi akan diterimanya sebagai kenyataan (self acceptance). Dengan menerima kenyataan itu orang baru dapat mengembangkan dirinya (self actualization) sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Keinginan untuk menampakkan self disclose merupakan jendela atau etalase yang dibuat untuk memperlihatkan diri.
Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak (penerima).
Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika seseorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos.
·        Ethos ialah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya.
·        Pathos ialah kekuatan yang dimiliki seseorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya.
·        Logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya
Menurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam,
1.      Initial Credibility
Initial credibility yakni kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung
2.      Derived Credibility
Derived credibility ialah kredibilitas yang di peroleh seseorang pada saat komunikasi berlangsung.
3.      Terminal Credibility
Terminal credibility yakni kredibilitas yang diperoleh seseorang komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya.
Daya Tarik (Attractivenes)
Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seseorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi.
Kekuatan (Power)
Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain. Meski kekuasaan tidak selamanya menjadi prasyarat bagi seseorang komunikator yang ingin sukses tapi minimal ia harus memiliki kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness).
Empathy dapat disamakan dengan sikap toleransi atau teposliro (tenggang rasa). Jika seorang komunikator memiliki sikap empathy, pada akhirnya ia akan memperoleh simpati (sympathy), berupa rasa hormat dari khalayaknya.

9.  Pesan (Kode Verbal dan Nonverbal)
Simbol dan Kode
Kemampuan daya pikirnya (super rational), manusia juga memiliki keterampilan komunikasi yang lebih indah dan lebih canggih (super sophisticated system of communication), sehingga dalam berkomunikasi mereka bisa mengatasi rintangan jarak dan waktu. Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala alam yang ada di sekitarnya, sementara hewan hanya dapat mengandalkan bunyi dan bau secara terbatas.
Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan sebagai berikut.
a.       Semua kode memiliki unsur nyata;
b.      Semua kode memiliki arti;
c.       Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya;
d.      Semua kode memiliki fungsi;
e.       Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.
Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yakni kode verbal (bahasa) dan kode nonverbal (isyarat).

1.      Kode Verbal
Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Memiliki banyak fungsi, yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu;
a.       Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b.      Untuk membina hubungan baik di antara sesama manusia;
c.       Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

2.        Kode Nonverbal
Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa dalam (silen language). Kode nonverbal yang digunakan dalam berkomunikasi, sudah lama menarik perhatian para ahli terutama dari kalangan antropologi, bahasa, bahkan dari bidang kedokteran.
Kode nonverbal dalam komunikasi memiliki fungsi untuk;
a.         Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition);
b.        Menunjukkan perasaan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (subsitution);
c.         Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity);
d.        Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.

Kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain;
a.        Kinesics
Ialah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Gerakan-gerakan badan bisa dibedakan atas lima macam, yaitu;
1.        Emblems ialah syarat yang berarti langsung pada simbol yang dibuat oleh gerakan badan.
2.        Illustrators ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu.
3.        Affect Display ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka.
4.        Regulators ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala.
5.        Adoptory ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.

b.    Gerakan Mata (Eye Gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Bahkan ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah pencerminan isi hati seseorang.
Mark Knapp dalam risetnya menemukan empat fungsi utama gerakan mata’
1.        Untuk memperoleh umpan balik dari seseorang lawan bicaranya
2.        Untuk menyatakan terbentuknya saluran komunikasi dengan tibanya waktu untuk bicara.
3.        Sebagai sinyal untuk menyalurkan hubungan, dimana kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan.
4.        Sebagai pengganti jarak fisik.

  1. Sentuhan (Touching)
Touching ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Dan sentuhan badan ini dibagi atas tiga macam;
1.           Kinesthetic ialah isyarat yang di tunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama lain, sehingga simbol keakraban atau kemesraan.
2.           Sociofugal ialah isyarat yang di tunjukkan dengan jabat tangan atau saling merangkul.
3.           Thermal ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim.

d.        Paralanguage
 Paralanguage ialah isyrat yang di timbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang di ucapkan.
e.        Diam
Berbeda dengan tekanan suara, sikap diam juga merupakan kode nonverbal yang mempunyai arti. Dalam kehidupan kita sehari-hari, sikap berdiam diri sangat sulit diterka, apakah orang itu malu cemas atau marah.

f.               Postur Tubuh
Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Menurut Well dan Siegel (1961) bentuk tubuh terbagi atas tiga tipe yakni; ectomorphy bagi mereka yang memiliki tubuh kurus tinggi dan mesomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi dan atletis, dan endomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk.
  1. Kedekatan dan Ruang (Proximity and Spatial)
 Proximity ialah kode nonverbal yang menunjukkan kedekatan dari dua objek yang mengandung arti. Proximity dibedakan atas territory atau zone. Edward T. Hall (1959) membagi kedekatan menurut territory atas empat macam, yakni;
  1. Wilayah Intim (rahasia), yakni kedekatan yang berjarak antara 3-18 inchi.
  2. Wilayah Pribadi, ialah kedekatan yang berjarak antara 18 inchi hingga 4 kaki.
  3. Wilayah Sosial, ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki.
  4. Wilayah Umum (publik), ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki atau sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki.

h.               Artifak dan Visualisasi
Artifak adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum.
  1. Warna
Warna juga memberi arti terhadap suatu objek. Hal ini dapat dilihat pada bendera nasional masing-masing, serta upacara-upacara ritual lainnya yang sering dilambangkan warna-warni.
  1. Waktu
Waktu memiliki arti tersendiri dalam kehidupan manusia. Misalnya, membangun rumah, menanam padi, melaksanakan perkawinan dan membeli sesuatu. Namun bagi orang-orang yang sudah berpendidikan tinggi, waktu dilihat dari perspektif musim.
  1. Bunyi
Kalau paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara yang keluar dari mulut untuk menjelaskan ucapan verbal, banyak bunyi-bunyian yang dilakukan sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan sebagai paralanguage.


  1. Bau
Bau juga sebagai kode nonverbal untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, bau karet terbakar, dan semacamnya.

Teknik Pengelolaan Pesan
Menurut Cassandra, ada dua model dalam penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang bersifat informatika dan bersifat petsuasif.
1.               penyusunan pesan yang bersifat informatika
penyusunan pesan yang bersifat informatika lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak.
Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatika, yaitu;
  1. Space Order, yaitu penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional dan daerah.
  2. Time Order, yaitu penyusunan pesan bedasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.
  3. Deductive Order, yaitu penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus.
  4. Inductive Order, ialah penyusun pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.

  1. penyusunan pesan yang bersifat persuasif
Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, diantaranya;
  1. fear Appeal ialah metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak.
  2. Emotional Appeal ialah cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak, dan bentuk lain dari emotional appeal ini ialah propaganda.
  3. Reward Appeal ialah cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada khalayak.
  4. Motivational Appeal ialah teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu.
  5. Humorious Appeal ialah teknik penyusunan pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak mersa jenuh.
Ada tiga teori yang membicarakan tentang penyusunan dan penyampaian pesan, yaitu;
  1. Over power’em theory
Teori ini menunjukkan bahwa bila pesan sering kali diulang panjang dan cukup keras, pesan itu akan berlalu dari khalayak.
  1. Glamour Theory
Bahwa suatu pesan (ide) yang dikemas dengan cantik, kemudian ditawarkan dengan daya persuasi, khalayak akan tertarik untuk memiliki ide itu.
  1. Don’t Tele’em Theory
Bila suatu ide tidak disampaikan kepada orang lain, mereka tidak akan memegangnya dan menanyakannya.

Namun perlu diketahui bahwa untuk berhasil mengelolah dan menyusun pesan-pesan secara efektik perlu diperhatikan;
a.       Pesan yang disampaikan harus dikuasi lebih dahulu, termasuk struktur penyusunan yang sistematis.
b.      Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan-alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan.
c.       Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa, serta gerakan-gerakan nonverbal yang dapat menarik perhatian khalayak.
d.      Memiliki kemampuan untuk membumbui pesan yang disampaikan dengan anekdot-anekdot untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan khalayak.
Pujian, seorang komunikator harus menyadari bahwa hampir semua manusia senang dipuji. Tetapi terlalu memuji-muji juga dapat menimbulkan kegagalan komunikasi, sebab tidak semua orang senang dipuji atau disanjung-sanjung.
Dalam memberi pujian perlu diketahui prinsip-prinsip seperti;
  1. Beri pujian atas prestasi seseorang;
  2. Kombinasikan pujian dan penghargaan;
  3. Gunakan pujian sebagai dukungan dan bukan sebagai sindiran.
Kritik, ialah unsur yang sangat penting dalam membuat perbaikan, namun kalau tidak hati-hati kritik akan menjadi bumerang yang menjatuhkan seseorang.
Perintah, ialah bentuk penyampaian pesan yang ditunjukan kepada seseorang agar mereka dapat melaksanakan apa yang diinginkan oleh si pemberi perintah.



          10. Media

Media adalah alat atau sarana yang  digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran  manusia untuk mengontro; dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.

Media Antarpribadi

Untuk hubungan perorang (antarpribadi), media yang tepat digunakan ialah kurir (utusan), surat, dan telepon.
Surat adalah media komunikasi antarpribadi yang makin banyak digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pos serta makin banyaknya peduduk yang dapat menulis dan membaca.
Sejak ditemukannya teknologi sellular, pengguna telpon genggam (handphone) semakin marak dikalangan anggota masyarakat, mulai dari kalangan birokrat, pengusaha, ibu-ibu, mahasiswa, pelajar, sopir taksi, tokang ojek, sampai penjual sayur.

            Media Kelompok

Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayk lebih dari 15 orang, maka media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar, dan konprensi.
Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak tidak lebih dari dari 150 orang. Komperensi adalah media komunikasi kelompok yang biasanya dihadiri oleh anggota dan pengurus dari organisasi tertentu.
Media kelompok masih banyak ditemukan dalam masyarakatpedesaan dengan memakai banyak nama, antara lain tudang sipulung di Sulawesi  Selatan, banjar di Bali, rembuk desa di Jawa.

            Media Publik

Dalam rapat akbar, khalayak berasal dari berbagai  macam bentuk, namun masih, mempunyai homogenitas, misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan kampung, dan lain-lain. Dalam rapat akbar (public media) khalayak melihat langsung pembicar yang tampil diatas podium, bahkan biasanya sesudah mereka berbicara.

Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti suarat kabar film, radio, dan televisi.
Karateristik media massa ialah sebagai berikut;
1.      Bersifat melembaga.
2.      Bersifat satu arah.
3.      Meluas dan serempak.
4.      Memakai peralatan teknis atau mekanis.
5.      Bersifat terbuka.

Surat Kabar

Salah satu kelebihan suirat kabar ialah mampu memberi informasi yang lengkap, bisa dibawah kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan, Sementara itu, isinya dapat dibedakan atas dua macam yaitu surat kabar yang bersifat umum dan surat kabar yang bersifat khusus.

Perkembangan di Eropa

Surat kabar lainnya yang terbit di Eropa Opretche Haarlemssche Courant (1650) dan Frankfurtes Journal (1680). Dalam masa pemerintahan Nepoleon surat-surat tidak bebas melakukan krintik terhadap pemerintah, Banyak wartawan yang dijebloskan dipenjara, dan menutup surat-surat kabar tersebut menjadi 13 buah, dan terakhir menjadi 4 buah.

            Perkembanagan di Amerikat Serikat

            Public occurance dipandang sebagai surat pertama yang terbit di Amerika dengan usia hanya sehari. Kemudian tidak terbit, muncul surat kabar mingguan Boston Newsletter oleh Jonh Campbell (1704) dan Boston Gazette (1719). New York sebagai kota ketiga yang memiliki surat kabar pada 1725 sesudah Boston dan Penylvania.
            Memasuki abad ke-19 yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk penemuan percetakan yang bisa digerakkan oleh tenaga uap. Dan perkembangan berikutnya yakni berhasilnya Samuel F.B. Morse menemukan telegram (1844). Penemuan ini selanjutnya dimanfaatkan dalam pengiriman berita, terutama ketika terjadi perang saudara (civil war). Kemajuan dibidang teknologi ini memberi peluang surat kabar memegang peranan penting dalam masyarakat Amerika. Dan pada massa jayanya surat-surat kabar yang dipimpin Pulitzer juga terbit surat kabar New York Journal oleh William Rodulph (1895).
Sekarang surat kabar dan metode jurnalistik baru telah berkembang jauh di Amerika Serikat. Puncak kemajuan jumlah penerbit surat kabar di Indonesia mencapai angka tertinggi pascareformasi tahun 1997. Menurut catatan Dewan Pers di perkirakan lebih dari 1000 terbitan terdiri atas surat kabar harian, tabloid mingguan, dan majalah dengan oplah diperkirakan lebih 6 juta ekspemplar per hari. Sedangkan di malaysia dimulai pada 1838 dengan terbitnya surat kabar Penang Gazetta, lalu surat kabar The Strait Times yang masih terbit sampai sekarang.

Film

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan TV. Perkembangan penemuan film baru kelihatan setelah abad ke-18 melalui proses kombinasi cahaya lampu dengan kaca dan lensa padat, tetapi belum dalam bentuk gambar hidup yang bisa bergerak.

Radio

Salah satu kelebihan medium radio dibanding dengan media lainnya, ialah cepat dan mudah di bawa kemana-mana. Kecanggihan media radio lebih hebat lagi ketika trasistor ditemukan pada 1949 oleh William Shockley. Kemudian radio mendapat tempat di hati pendengarnya. Dalam berbagai bentuk yang mudah di bawa kemana-mana, radio (walkman) makin menjadi trend di kalangan orang yang suka melakukan perjalanan menjadi radio sebagai teman. Akhirnya pada 14 Mei 1897 Marconi berhasil menghubungkan dua tempat yang dipisahkan Selat Bristol dengan lebar 9 km melalui gelombang radio. Keberhasilan Marconi tidak saja menarik perhatian para akademis, tetapi juga jawatan pos, dunia perdagangan dan pelayaran. Di Indonesia, radio pertama kali di perkenalkan pada saat pendirian Bataviache Radio Verigening (BRV) pada 16 juni 1925 oleh Weltevreden.

Televisi

Dewasa ini televisi boleh dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Pendek kata TV membawa bioskop kedalam rumah tangga, mendekatkan dunia yang jauh kedepan mata tanpa perlu membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Sementara di Asia berhasil di demontrasikan pemakaian pesawat televisi oleh para mahasiswa Fakultas Teknik Featy University di Manila pada 1952.

Komputer

Komputer sering kali disebut sebagai otak tiruan (artificial brain). Kemudian oleh Gottfried Wilhelm Leibniz seorang ahli matematika dan filsafat Jerman yang menjadi saingan Isaac Newton berhasil menemukan mesin hitung yang dapat melipatgandakan angka-angka dalam bentuk akar (sguare root) dan didemonstrasikan pada 1694.
Kini komputer telah menguasi kantor-kantor, lembaga pendidikan, perdagangan dan industri maupun perhubungan. Demikian pula bagi kantor-kantor seperti perbankan dan keuangan, perencanaan, dan bisnis data menjadi sarana dalam membantu pengambilan keputusan (decision making) yang cepat, murah, aman dan akurat.

Satelit Komunikasi

Dengan menggunakan satelit komunikasi, telah banyak mengambil keuntungan untuk pembangunan nasional, di antaranya untuk peningkatan jarinagan telpon dan siaran radio/televisi, pemakian komputer dengan sistem on-line untuk memenuhi kebutuhan perbankan dan jasa perhungan, pariwisata, pendidikan serta untuk mendukung sistem pertahanan dan keamanan nasional.

Internet


Komunikasi internet adalah kecepatan mengirim dan memperoleh informasi, dan sekaligus sebagai penyedia data yang shopisticated. Internet juga menjadi penyedia media informasi surat kabar (electrinic newpaper) program film, Tv, buku baru, serta lagu-lagu mulai dari yang bernuasa klasik sampai lagu-lagu kontemporen. Dalam pemilihan media komunikasi, perlu di ketahui bahwa penggunaan multimedia (lebih dari satu media) jauh lebih baik dibandingkan dengan single media (satu media).



 11. Gangguan dan Rintangan komunikasi
       Menurut Shannon dan weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni sebagai berikut.
1.      Gangguan teknis
Gangguan teknis terjadi salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditranmisi melalui saluran mengalami kerusakan (Channel noise). Misalnya gangguan pada radio dan tv

2.      Gangguan Semantik dan Psikologis
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena :
a.       sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu
b.      Bahasa yang digunakan pembicara berbeda berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.
c.       Struktur bahas yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.
d.      Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.
Selain rintangan semantik, juga terhadap rintangan psikologis. Rintangan psikologis terjadinya karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber
3.      Rintangan Fisik
Rintangan fisik ialah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.

4.      Rintangan status
Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan  junior atau atasan dan bawahan.

5.      Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.
6.      Rintangan Budaya
Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.

12. Penerima
Penerima  biasa disebut dengan istilah khalayak, sasaran pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu actor dari proses komunikasi.
Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut khalayaknya, yakni aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis, dan aspek karakteris perilaku khalayak. Komunikator perlu memahami bahwa penerima adalah salah satu aktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses komunikasi.
James K. Van Fleet menyarankan kebiasaan mendengar yang efektif dengan cara;
1.      Melihat kepada orang berbicara
2.      Tunjukkan minat pada apa yang ia katakana
3.       Condongkan bada kearah orang itu
4.      Gunakan umpan balik agar ia tetap berbicara
5.      Ajukan  pertanyaan bila perlu.
Tiga macam selektivitas pesan yang bisa terjadi pada setiap penerima, yaitu;
·         Selective perception maksudnya bahwa penerima memberi arti pada pesan menurut persepsinya. Persepsi ialah proses dimana seorang menyadari adanya objek yang menyentuh salah satu pancaindranya.
·         Denotive meaning adalah arti yang diberikan karena adanya hubungan antara isyarat dan objek secara nyata, atau menurut arti yang telah disepakati bersama seperti yang terdapat dalam kamus bahasa
·         Selective exposure dimaksudkan bahwa orang cenderung memilih informasi berdasar liputan yang disenanginya.
·         Selective retention ialah pemilihan informasi yang memberi kesan tersendiri pada penerima.

13. Pengaruh   
                        Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge),  sikap (attitude) dan perilaku (behavior).
            Perubahan  sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat didalam maupun diluar dirinya.
            Perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Pelapisan kelompok sasaran penerima informasi atau ide, juga dibuat oleh Rogers dengan membagi atas lima tipe, sebagai berikut;
Ø  Pembaru (innovator)
Innovator  ialah mereka yang gandrung pada perubahan dengan berani melakukan uji coba yang penuh resiko.
Ø  Penerima Dini (early adopter)
Early adopter ialah mereka yang pertama kali menerima ide-ide baru dari pembaharu (innovator).
Ø  Penerima Mayoritas cepat (early majority)
Early majority ialah mereka yang tergolong sebagai penerima pesan-pesan atau ide-ide baru sebelum rata-rata anggota lainya menerima ide tersebut.
Ø  Penerima Mayoritas Lambat (Late majority)
Late majority ialah mereka yang menerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerimanya lebih awal.
Ø  Pengikut (Laggard)
Laggard adalah mereka yang tergolong penerima terakhir dari system sosial yang ada.

Faktor-faktor yang memengaruhi penerima informasi ialah penerima, pesan, sumber, media. Kesimpulan yang bisa ditarik dari uraian ini, bahwa sumber atau komunikator tidak bisa dipungkiri sangat menentukan besarnya pengaruh yang terjadi pada penerima.
14. Perkembangan Terakhir Ilmu Komunikasi
                        Seperti telah dijelaskan dalam bab terdahulu, bahwa banyak ilmuan telah tertarik untuk mempelajari study komunikasi, sejalan dengan munculnya usaha diberbagai Negara untuk menddirikan pendidikan tinggi komunikasi.
                        Di Indonesia, study komunikasi diperkenalkan pertama kalinya dengan nama ilmu penerangannya di Universitas gadjah mada pada 1948. Namun, dengan diperkenalkannya istilah publisistik oleh Drs. Marbangun harjowirogo di Akademi dinas luar negri Yogyakarta pada 1955, maka mata pelajaran ilmu  penerangan yang tadinya banyak berorientasi pada ilmu radio, diganti dengan nama publisistik lalu berubah lagi menjadi komunikasi.
                        Fungsi komunikasi tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan, tetapi makin terasa dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Nama                   : Prof.Dr.Hafied Cangara, M.Sc
Tempat Lahir      : Uluale (Sidrap) Sulawesi Selatan