NAMA : SASNITA SARI
N. P. M : 01.14.076
KELAS : REGULER SORE
JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI
M.K : TEORI
KOMUNIKASI
DOSEN : SUMARNI BAYU
ANITA, S.Sos, MA
seperti yang saya ketahui merokok di usia dini memiliki banyak dampak
negatif. Rokok-rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menibulkan
ketergantungan ) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang
69 diantaranya merupakan zat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker.
Walaupun mereka punya keinginan yang kuat buat berhenti merokok, mereka bakalan
sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Menurut Festinger dalam
teorinya, manusia membawa berbagai macam unsur (elemen) kognitif dalam dirinya
seperti; elemen sikap, persepsi, pengetahuan, dan elemen tingkah laku (behavior).
Masing-masing elemen itu tidka terpisah satu sama lain namun saling memengaruhi
dalam suatu system yang saling berhubungan. Inkosistensi atau disonansi itu
sendiri mundul karena adanya dua variable yaitu; 1) bobot dari elemen kognitif;
dan 2) jumlah elemen yang terlibat dalam
hubungan yang inkonsistens itu. Dalam
mengkonsumsi rokok dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya, mungkin
disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua yang secara tidak langsung
membiarkan anaknya menjadikan rokok awal mengenali Narkoba.
Sebagian besar penelitian pengguna rokok kecanduan yang terkait dengan
sikap, perubahan sikap dan persuasi masuk dalam kelompok teori konsistensi,
bahwa manusia akan selalu merasa lebih nyaman dengan sesuatu yang tetap
(konsisten) daripada hal-hal yang tidak tetap (inkonsisten). Mengenai
konsistensi kognitif ini yaitu teori “ketidaksesuaian kognitif” (cognitive dissonance) oleh Leon
Festinger. Selama bertahun-tahun menjadi pengguna rokok benar telah membutktikan
bahwa terlalu berlebihan merokok bisa sangat berdampak negatif yang begitu
besar, dalam situasi lain yang dapat menimbulkan disonansi adalah “penggunaan
yang coba-coba menjadi kebiasaan” atau terbujuk oleh lingkungan untuk melakukan
konsumsi sesuatu yang bertentangan dengan kepercayan nilai-nilai yang di miliki
pecandu rokok. Situasi ini terjadi jika melibatkan lingkungan pergaulan untuk
mengikuti zaman tapi itu pembangkangan terhadap diri sendiri, adapun jenis
hubungan menurut Fistinger adalah hubungan yang tidak sesuai atau inkonsisten
atau disonansi (dissonance). Hubungan
inkonsisten atau disonansi ini terjadi bila satu elemen tidak diharapakn untuk
mengikuti elemen lain (one element would
not be expected to follow from the other). Sebagaimana diharapkan maka
banyak pengguna rokok pasif yang tidak merokok harus menghisap asap pengguna
rokok aktif dibanding dengan mereka yang merokok. Tingkat disonansi atau
penyesalan yang di alami seseorang terkait dengan perokok, Namun konsentrasi
racun perokok aktif akan bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup
asap rokok yang ia hembuskan.” Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang
mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap ynag dihasilkan
berasal dari pembkaran tembakau yang tidak sempurna. Dalam tubuh perokok aktif,
merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh.
Peningkatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang kemudian memicu
terjadinya penyakit jantung. Disimpulkan bahwa merokok, bila dikonsumsi berlebihan,
dapat menimbulkan gangguan mental organic (GMO). Mereka para perokok yang
terkena GMO biasanya mengalami perubahan
perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi tau melakukan tindakan
kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya,
dan terganggu pekerjaannya, tidak fokus berfikir dalam belajar, sulit mengatur
emosi, dan labil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar