CINTA YANG Nama : Sasnita Sari
TIDAK BIASA N.P.M : 01.14.076
SAHABAT YANG MENGANGGAP KU SAUDARA
TAPI SEPERTI KEKASIH
Cinta, dimana cinta yang tak berujung makna. Aku mengenal Regis di awal yang
tidak sengaja. Raut muka ku yang seakan memiliki rasa yang tidak biasa.
“Tidak mungkin aku jatuh cinta.”
“Regis memperhatikan ku seperti ada kotoran di baju ku “ pandangannya.
“Hahaaa, ia tertawa kecil.” tertunduk
malu.
“Hmmz.. perhatian kecil Regis membuat ku terjatuh.” Hati maya berbicara.
Regis membuat aku jatuh, salah dalam berprasangkah. Cara bicara ku
gombal. “Katanya. Berharap, Dia bisa memaknai kata-kata halus ku. “ucap maya
dalam hati
“Aku diam dan tetap menjaga tutur kata yang sopan.”
“Hei, tumben diam seperti banyak pikiran. Regis bertanya dengan sifat
anehnya.”
“Hehehe… Iya, nih lagi males buat mikir. “jawab ku lesu.”
Aku dan Regis pun bercerita. Awal dulu kita bertemu tidak sengaja. Kamu
dulunya nggak terlalu rama ya orang nya “Regis berkata. Ya begitulah aku orang
nya re.. , kalau orang belum kenal dekat dengan ku memang terlihat cuek, ada
juga yang bilang sombong tapi itu sebenarnya bukan sifat ku jika orang tidak
tau maka mereka memandang nya seperti itu “jawab ku.
“Re, setelah lulus kuliah, kamu sibuk ngapain aja?” Bertanya.
“Hmmzz, sibuk kerja may cari unag”
“oohhh, enak ya sekarang udah kerja, jadi nggak males-malesan lagi sepeti
dulu masih kuliah.”
“Iya, may begitulah.”
Aku dan Regis memang kenal dekat. akrab kami sama seperti hal nya orang
berpacaran. Jauh dari kata mesra dan sayang kami hanya bersahabat. Ya begitulah
cara Regis dan aku maya berteman. Sebagian orang melihatnya irih. Karma,
keakraban kami dalam bersahabat melibatkan suatu hal nya disebut dengan cinta. Kami
bukan berpacaran hanya sahabat yang seperti saudara.
“Cerita sedikit aku dan Regis.”
“saling menyayangi sesama.”
hmzz… sebenarnya, semenjak aku dan Regis jarang berjumpa. Regis sibuk
dengan pekerjaannya. Dan aku pun sibuk dengan kuliah ku. Jarang sekali kami
bercanda gurau. Seakan ada yang hilang di antara persahabat kami.
‘menyempatkan waktu saling menghubungi.”
“Nomor yang anda tujuh sedang sibuk.” Menelpon Regis.
“Satu jam kemudian.”
“Kring….kring….kring.” hp berbunyi.
“Maya memanggil. Haloo.. may apa kabar? “Regis menjawab telpon.”
“Kabar baik re.. kamu sendiri apa kabar?. Lagi sibuk apa sekarang.”
“Percakapan pun teruz berlanjut.”
Masih seperti biasa maya kerja.
Ehh, Kabarnya sekarang kamu kuliah ya may?. Ya re.. alhamdulillah sekarang aku
kuliah. Waww.. keren ya kamu May Strong. Ya, gitu deh.. terasa sekali dengan kesibukan
yang tak seperti biasanya. Yang dulu kamu Cuma kerja. Eh, sekarang sudah bisa
kerja sambil kuliah dong.
“Ssst…ssttt re..re..kapan ada waku?!” bertanya.
“Kenapa May?”
“Minggu depan kita jalan yuk may..” rasa kangen.
“boleh juga tuhh re” percakap ditelpon.
“aku atur jadwal dulu ya minggu” Regis yang sok sibuk.
“Oke, deh re.”
“Sampai bertemu minggu depan ya may” Regis menutup telpon.
“Hari pun berlalu singkat.”
Tidak ada kaba tentang Regis. “maya
berfikir. Apa mungkin dia sibuk ya. Tapi kemaren dia bilang. Janji mau ketemu
minggu ini. Sebaiknya aku telepon aja deh biar gak bertanyan-tanya.
“tuuuuttttt……tuuutttttt…….tuuutttt.”
Sedang menelpon. Tidak ada jawaban dari Regis kemana ya dia. Aku sms saja lah
biar di baca mungkin dia sibuk.
“Re minggu ini kita jadi ketemu
nggak?” isi pesan.
Setengah jam menunggu. Kok.. Regis belum balas sms ku yaa. “jadi ngantuk.
Maya pun tertidur. karna terlalu lama menunggu. Tiga jam pun berlalu. Maya
tertidur cukup pulas.
“Kring…….kring….kringg” “Regis menelpon
“suara telpon.” Maya terbangun.
‘Haloo… ‘ya re’
“kok aku telpon nggak di angkat-angkat may?” Regis bertanya.
“iya re.. aku ketiduran. nunggui sms kamu nggak dibales-bales.” Kata maya
“oohh…yaa sudah may aku jemput ya setengah jam lagi.” Kata regis
“oke dehh,, re.” maya menutup telepon
Sampai dirumah maya Regis mengetuk
pintu. Assalamu’alaikum maya. Wa’alaikumsalam ya tunggu sebentar.
Mempersilahkan Regis masuk.
Temu kangen dari selah kesibukan
masing-masing. Akhirnya kita bisa menyempatkan waktu ya may untuk bisa ngobrol
lagi. Aku jadi kangen sama muka jelek kamu re. biasa aja kamu may. Kayak kamu
nggak imut aja. Imut marmud maksudnya hahahaaa. “Regis tertawa. Tuuhh… kan mulai deh sikap
usilnya keluar. Tapi kan
biar muka sahatmu jelek tetap saja kamu kangen may?” terlalu PD. “heeeheee.
“jadi pergi nggak niihhh.” Penuh
semangat.
“jadi donkk may.”
“siipp,, cuuzz berangkat.”
“ok.” Lanjut.
Sampainya ditempat tujuan. “warung pondok gede. Regis dan aku pun
bercerita tetang masa dulu tiga tahun yang lalu lama tidak bertemu.” Regis
bicara.
Kita dulu biasa kemana-mana bareng re. “Maya berbicara. Kebiasaan kamu
may kalau mau pergi pasti ada aja yang ketinggalan. “Regis melucu. Hehe.. kamu
re. oohh ya Re,, ingat nggak waktu itu bulan puasa kita mau buka bareng.
Nunggui kamu sampai azhan nggak datang-datang? “maya mngingatkan Regis. Ingat kan?. Oohh.. ya ingat
may waktu itu ujan padahal sudah mau samapi kerumah mu “Regis menjawab. Dengan
pakai basah kuyup pas ngetuk pintu rumah mu magrib. Orang pada sholat, yang aku
baru datang buat buka puasa. “Regis menceritakan.
Aku tersenyum bahagia dengan cerita tentang kita. Seperti novel yang
ditunggu seri kelanjutannya. Semoga selamanya kita masih bisa terus bersahabat.
terima kasih atas kestiaan dalam persahatan kita.
***
Dalam perpisahan kami berdua, masih
ada waktu untuk kami berjumpah meski hanya satu jam bahkan satu hari saja.
Menjadi kebahagiaan bagi Regis dan aku. Cinta kasih kasih kami menjadi sahabat
yang begitu erat seperti saudara yang akrab.
“kenapa canda tawa regis selalu
,mengingatkan waktu hujan?” may berbicara
Regis menjawab, “karena canda tawaku
lah selalu memberikan kerinduan, harapan dalam perjumpaan kita selanjutnya.***
Kepada
sahabat yang menganggap ku saudara tapi
seperti kekasih
Palembang, 11 april 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar