Selasa, 15 November 2016

Cerpen



CINTA YANG                                 Nama : Sasnita Sari
TIDAK BIASA                   N.P.M : 01.14.076

SAHABAT YANG MENGANGGAP KU SAUDARA TAPI SEPERTI KEKASIH

Cinta, dimana cinta yang tak berujung makna. Aku mengenal Regis di awal yang tidak sengaja. Raut muka ku yang seakan memiliki rasa yang tidak biasa.
“Tidak mungkin aku jatuh cinta.”
“Regis memperhatikan ku seperti ada kotoran di baju ku “ pandangannya.
 “Hahaaa, ia tertawa kecil.” tertunduk malu.
“Hmmz.. perhatian kecil Regis membuat ku terjatuh.” Hati maya berbicara.

Regis membuat aku jatuh, salah dalam berprasangkah. Cara bicara ku gombal. “Katanya. Berharap, Dia bisa memaknai kata-kata halus ku. “ucap maya dalam hati
“Aku diam dan tetap menjaga tutur kata yang sopan.”
“Hei, tumben diam seperti banyak pikiran. Regis bertanya dengan sifat anehnya.”
“Hehehe… Iya, nih lagi males buat mikir. “jawab ku lesu.”

Aku dan Regis pun bercerita. Awal dulu kita bertemu tidak sengaja. Kamu dulunya nggak terlalu rama ya orang nya “Regis berkata. Ya begitulah aku orang nya re.. , kalau orang belum kenal dekat dengan ku memang terlihat cuek, ada juga yang bilang sombong tapi itu sebenarnya bukan sifat ku jika orang tidak tau maka mereka memandang nya seperti itu “jawab ku.
“Re, setelah lulus kuliah, kamu sibuk ngapain aja?” Bertanya.
“Hmmzz, sibuk kerja may cari unag”
“oohhh, enak ya sekarang udah kerja, jadi nggak males-malesan lagi sepeti dulu masih kuliah.”
“Iya, may begitulah.”

Aku dan Regis memang kenal dekat. akrab kami sama seperti hal nya orang berpacaran. Jauh dari kata mesra dan sayang kami hanya bersahabat. Ya begitulah cara Regis dan aku maya berteman. Sebagian orang melihatnya irih. Karma, keakraban kami dalam bersahabat melibatkan suatu hal nya disebut dengan cinta. Kami bukan berpacaran hanya sahabat yang seperti saudara.
“Cerita sedikit aku dan Regis.”
“saling menyayangi sesama.”
hmzz… sebenarnya, semenjak aku dan Regis jarang berjumpa. Regis sibuk dengan pekerjaannya. Dan aku pun sibuk dengan kuliah ku. Jarang sekali kami bercanda gurau. Seakan ada yang hilang di antara persahabat kami.
‘menyempatkan waktu saling menghubungi.”
“Nomor yang anda tujuh sedang sibuk.” Menelpon Regis.
“Satu jam kemudian.”
“Kring….kring….kring.” hp berbunyi.
“Maya memanggil. Haloo.. may apa kabar? “Regis menjawab telpon.”
“Kabar baik re.. kamu sendiri apa kabar?. Lagi sibuk apa sekarang.”
“Percakapan pun teruz berlanjut.”

 Masih seperti biasa maya kerja. Ehh, Kabarnya sekarang kamu kuliah ya may?. Ya re.. alhamdulillah sekarang aku kuliah. Waww.. keren ya kamu May Strong. Ya, gitu deh.. terasa sekali dengan kesibukan yang tak seperti biasanya. Yang dulu kamu Cuma kerja. Eh, sekarang sudah bisa kerja sambil kuliah dong.
“Ssst…ssttt re..re..kapan ada waku?!” bertanya.
“Kenapa May?”
“Minggu depan kita jalan yuk may..” rasa kangen.
“boleh juga tuhh re” percakap ditelpon.
“aku atur jadwal dulu ya minggu” Regis yang sok sibuk.
“Oke, deh re.”
“Sampai bertemu minggu depan ya may” Regis menutup telpon.
“Hari pun berlalu singkat.”
            Tidak ada kaba tentang Regis. “maya berfikir. Apa mungkin dia sibuk ya. Tapi kemaren dia bilang. Janji mau ketemu minggu ini. Sebaiknya aku telepon aja deh biar gak bertanyan-tanya.
            “tuuuuttttt……tuuutttttt…….tuuutttt.” Sedang menelpon. Tidak ada jawaban dari Regis kemana ya dia. Aku sms saja lah biar di baca mungkin dia sibuk.
            “Re minggu ini kita jadi ketemu nggak?” isi pesan.

Setengah jam menunggu. Kok.. Regis belum balas sms ku yaa. “jadi ngantuk. Maya pun tertidur. karna terlalu lama menunggu. Tiga jam pun berlalu. Maya tertidur cukup pulas.
“Kring…….kring….kringg” “Regis menelpon
“suara telpon.” Maya terbangun.
‘Haloo… ‘ya re’
“kok aku telpon nggak di angkat-angkat may?” Regis bertanya.
“iya re.. aku ketiduran. nunggui sms kamu nggak dibales-bales.” Kata maya
“oohh…yaa sudah may aku jemput ya setengah jam lagi.” Kata regis
“oke dehh,, re.” maya menutup telepon
            Sampai dirumah maya Regis mengetuk pintu. Assalamu’alaikum maya. Wa’alaikumsalam ya tunggu sebentar. Mempersilahkan Regis masuk.

            Temu kangen dari selah kesibukan masing-masing. Akhirnya kita bisa menyempatkan waktu ya may untuk bisa ngobrol lagi. Aku jadi kangen sama muka jelek kamu re. biasa aja kamu may. Kayak kamu nggak imut aja. Imut marmud maksudnya hahahaaa. “Regis tertawa. Tuuhh… kan mulai deh sikap usilnya keluar. Tapi kan biar muka sahatmu jelek tetap saja kamu kangen may?” terlalu PD. “heeeheee.
            “jadi pergi nggak niihhh.” Penuh semangat.
            “jadi donkk may.”
            “siipp,, cuuzz berangkat.”
            “ok.” Lanjut.
Sampainya ditempat tujuan. “warung pondok gede. Regis dan aku pun bercerita tetang masa dulu tiga tahun yang lalu lama tidak bertemu.” Regis bicara.
Kita dulu biasa kemana-mana bareng re. “Maya berbicara. Kebiasaan kamu may kalau mau pergi pasti ada aja yang ketinggalan. “Regis melucu. Hehe.. kamu re. oohh ya Re,, ingat nggak waktu itu bulan puasa kita mau buka bareng. Nunggui kamu sampai azhan nggak datang-datang? “maya mngingatkan Regis. Ingat kan?. Oohh.. ya ingat may waktu itu ujan padahal sudah mau samapi kerumah mu “Regis menjawab. Dengan pakai basah kuyup pas ngetuk pintu rumah mu magrib. Orang pada sholat, yang aku baru datang buat buka puasa. “Regis menceritakan.
Aku tersenyum bahagia dengan cerita tentang kita. Seperti novel yang ditunggu seri kelanjutannya. Semoga selamanya kita masih bisa terus bersahabat. terima kasih atas kestiaan dalam persahatan kita.

***
            Dalam perpisahan kami berdua, masih ada waktu untuk kami berjumpah meski hanya satu jam bahkan satu hari saja. Menjadi kebahagiaan bagi Regis dan aku. Cinta kasih kasih kami menjadi sahabat yang begitu erat seperti saudara yang akrab.
            “kenapa canda tawa regis selalu ,mengingatkan waktu hujan?” may berbicara
            Regis menjawab, “karena canda tawaku lah selalu memberikan kerinduan, harapan dalam perjumpaan kita selanjutnya.***


Kepada sahabat yang menganggap ku saudara  tapi seperti kekasih
Palembang, 11 april 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar