Selasa, 15 November 2016

REview Tugas Analisis Film Negeri 5 Negara


Image result for logo stisipol 
Nama              : Sasnita Sari
N.P.M             : 01.14.076
Jurusan           : Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah   : Perencanaan Komunikasi
Dosen             : Ahmad Yani S.Sos. MA



Review Tugas Analisis Film Negeri Lima Negara

Ahmad Fuadi (lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1972 umur 40 tahun) adalah novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya dan diangkat menjadi sebuah film. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah diterbitkan sejak 23 Januari 2011. Fuadi mendirikan Komunitas Menara, sebuah yayasan sosial untuk membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu, khususnya untuk usia pra sekolah.
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah
Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat  sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Tema Film Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat sendiri dari lembaran-lembaran novel ini yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh utama di dalamnya mengenyam pendidikan di dunia pesantren, apalagi dalam Film ini dibuka dengan kata mutiara dari Imam Syafi'i yang berhubungan dengan penuntutan ilmu.
Amanat yang terkandung dalam film Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar semua cita-cita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan tapi semuanya berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan rintangan yang datang menghadang dan untuk mendapatkan menggapainya juga, kita harus mengorbankan sesuatu.Adapun amanat dari novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis bagi penbaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Kutipan film:Jangan pernah meremehkan impian walau setinggi apapun, tuhan sesungguh maha mendengar:. Man jadda wajada, siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil. Amanat bagi pembaca berikutnya adalah pentingnya kedinamaisan. Berikut terdapat di   Film Negeri 5 menara tentang pentingnya kedinamisan dalam hidup bagi orang-orang yang berilmu “orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman. Tinggalkan negerimu dan mernataulah ke negeri orang. Merantaulah, kaua kan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Singa jika tak tinggalkan sarang tidak akan mendapatkan mangsa. Bijih emas bagaikan panah biasa sebelum digali dari tambang. Jika matahari diorbitnya tidak bergerak dan terus diam tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Disamping itu, terdapat amanat-amanat yang tersurat terdapat pula pesan singkat yang tersirat. Pesan yang tersirat adalah pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra meskipun tidak ada bukti konkrit dari naskah suatu karya sastra tersebut.  Pesan tersirat  tersebut  yakni mengenai keutamaan doa dan ridho orang tua dalam kehidupan Alif sang pemeran utama adalah seorang anak yang datang dari keluarga sederhana dan masih memiliki keturunan darah  ulama . cita-cita Alif sebenarnya inginmenjadi seorang insinyur. Tokoh idolanya adalah Habibie. Setelah ia lulus dari Madrasah Tsanawiyah , sebenatnya ia ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni SMA. Karena ia menganggap tiga tajun menempuh pendidikan di Tsanawiyah telah cukup bekal dasar ilmu agamanya. Ia ingin mempelajari ilmu non agama dan melanjutkan kuliah di UI tai ITB. Namun keinginan dan cita-citanya tersebut terhalang denagn keinginan orang  tuanya ingin menjadikan putranya seperti Buya Hamka. Pada awalnya Alif berontak tapi akhirnya ia berfikir bahwa tidak ada gunanya melawan keinginan ibunya yang mulia itu. Hingga ia memutuskan untuk menempuh pendidikan menengahnya di pesantren madani jawa. Banyak kisah yang ia hadapi bersama teman-temannya yang datang dari berbagai daerah. Hingga akhirnya ia meraih kesuksesan di Ameriak. Hal tersebut pada dasarnya tak luptu dari doa dan ridho yang diberikan oleh orang tuanya.  Penulis memberikan pesan kepada pembaca, bahwa doa dan ridho orang tua adalah sesuatu yang harus diutamakan. Meskipun pesan tersebut tidak tersurat. Namun dapat dipahami oleh pembaca yang telah selesai membaca keseluruhan cerita.
Alif menunjukkan sosok yang taat kepada keinginan orang tuanya, walaupun ia harus mengorbankan cita-citanya untuk bersekolah di Bandung. Orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Amak Alif menginginkan ada bibit unggul yang masuk ke dalam pesantren, karena selama ini pesantren dianggap sebagai ‘bengkel’ untuk merenovasi akhlak dan perbuatan anak yang dimasukkan ke sana. Keinginan Amak Alif agar Alif menjadi ulama seperti Buya Hamka, agar Alif bermanfaat untuk umat merupakan ide yang sungguh mulia. Banyak di sekitar kita yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di sekolah yang popular secara akademis atau fasilitas, tanpa mempertimbangkan kebermanfaatannya ke depan. Visi seorang Amak mampu menggiring penonton untuk berpikir bahwa kita membutuhkan sosok-sosok yang bisa memikirkan dan bermanfat untuk sesama, bukan sosok-sosok yang sibuk memikirkan dirinya sendiri. Keinginan Baso untuk menghafal Al Quran juga didorong keinginannya untuk mempersembahkan jubah kemuliaan untuk orangtuanya yang telah meninggal. Penonton akan diajak untuk merenungkan hal apa yang sudah diberikan pada orang tua tercinta. Adegan ini mestinya mampu mengajak penonton untuk berbakti pada orang tua.
Pola asuh demokratis
Walaupun Alif pada awalnya tidak setuju dengan keinginan orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren, orang tua Alif tidak menunjukkan kesan memaksa, tetapi tetap bersikap biasa seperti tidak terjadi masalah setelah Alif lari dari rumah dan mengurung diri di kamar. Hal ini terlihat dari Amak yang membawakan makanan ke kamar Alif. Ketika menemui perbedaan pendapat, orang tua sebaiknya tidak berkata keras kepada anak agar anak tidak semakin membangkang. Dalam film ini terlihat orang tua Alif yang tetap bijak menanggapi ketidaksetujuan Alif. Ayah Alif memotivasi Alif melalui transaksi jual beli kerbau. Proses tawar-menawar kerbau dilakukan di dalam sarung, dengan kode-kode tertentu. Ayah Alif memberikan pemahaman kepada Alif agar kita harus berani mencoba rasanya dulu sebelum tahu baik atau buruknya sesuatu, jadi Alif dianjurkan untuk tidak cepat menilai.
 Kyai Rais dalam pidatonya mengatakan bahwa para santri akan dididik menjadi orang besar, tetapi bukan orang besar seperti pengusaha besar, menteri, ketua partai, ketua DPR/MPR, atau ketua ormas Islam. Orang besar yang dimaksud Kyai Rais adalah menjadi orang yang akan menyebarkan ilmunya sampai ke pelosok negeri. Beberapa kali juga ditampilkan tulisan “Ke Madani, Apa Yang Kau Cari”, sehingga tulisan ini seolah mengingatkan para santri untuk terus meluruskan niat selama belajar di pondok pesantren. Pada hari pertama masuk kelas, Ustad Salman membawa batang kayu dan pedang yang sudah berkarat.

§  Unsur-Unsur Ekstrinsik
a.       Nilai Ketuhanan
·         Sangat banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara, diantaranya kita sebagai manusia sama di sisi ALLAH.
b.      Nilai Moral
·         Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang menyerah
c.       Nilai Sosial
·         Di kehidupan pesantren, kita tidak diajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu sama lain, mengutamakan kesolidaritasan.

d.      Nilai Ekonomi
·         Para pengajar di Pondok Madani tidak meminta untuk dibyar, mereka ikhlas mendidik santri karen ALLAH SWT, serta santri di Pondok Madani yang banyak kekurangan secara ekonomi tetapi masih bisa bersekolah di Pondok Madani.
e.      Nilai Budaya
·         Anak laki-laki dan seorang ayah masyarakat Minangkabau tidak pernah berangkulan : [“Di kampungku memang tidak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang ayah”
f.        Nilai Agama
·         Film ini menceritakan tentang kehidupan pesantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama, mulai dari keikhlasan, bersikap jujur, disiplin dan lain sebagainya : [“Bacalah Al-Quran dan hadits dengan mata hati kalian....”]

HASIL TEMUAN
Temuan yang didapatkan dalam film“Negeri 5 Menara”
a.       Disini penulis menemukan bahwa, anak-anak yang disekolahkan di pesantren identik dengan anak-anak yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik. [“Akibatnya, madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa-sisa...”].
b.      Hal-hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan pesantren yang keras, kita tidak boleh berleha-leha, harus bisa mengatur waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar