MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI DALAM
PROSES KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN KEHIDUPAN INTERAKSI SOSIAL
DOSEN : Drs. H. MAWARDI M.Si
![Image result for logo stisipol](file:///C:\DOCUME~1\User4\LOCALS~1\Temp\msohtml1\01\clip_image002.jpg)
Disusun oleh :
Tugas Kelompok
Nama :
Alvin Iswari :Oka Hardika Lompatan :Rumantika
:
Elin Oktarina :Paula
Tania :Siska
Ramadhanti
:
Ernawati :Rani Fajar Sari :Sasnita Sari
:
Dina Trisnawati :Ricky
Ardiansyah :Wildan
Muttaqin
:
M. Yuliansyah :RM.
Wisnu Hidayatullah
Mata Kuliah : Sosiologi Komunikasi
Jurusan :
Ilmu Komunikasi ( Reguler Sore )
Smester : V ( Lima )
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIPOL CANDRADIMUKA PALEMBANG
2016/2017
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sosiologi merupakan salah satu ilmu yang banyak dipelajari oleh kaum pelajar,
mulai dari Siswa maupun Mahasiswa. Sosiologi merupakan ilmu yang tergolong
kedalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sosiologi juga berkembang, salah satunya
adalah Ilmu Sosiologi Komunikasi.
Sosiologi Komunikasi merupakan
ilmu yang mempelajari interkasi sosial atau hubungan antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan individu dan kelompok
dengan kelompok. Sosiologi Komunikasi mempunyai banyak pokok bahasan yang
menarik, salah satunyan adalah struktur dan proses sosial serta proses
komunikasi dalam masyarakat.
Struktur dan proses sosial
serta proses komunikasi dalam masyarakat membuat penulis merasa tertarik. Oleh
karena itu penulis mengambil judul ”Struktur dan Proses Sosial Serta Proses
Komunikasi Dalam Masyarakat”.
1.2
Pengertian-pengertian
1.2.1 Struktur SosiaL
Struktur adalah pola hubungan
antar manusia dan antar kelompok manusia (menurut Coleman). Struktur
sosial adalah pola hubungan-hubungan, kedudukan-kedudukan, dan jumlah orang
yang memberikan keanggotaan bagi organisasi manusia dalam kelompok kecil dan
keseluruhan manusia (Calhoun,1997). Struktur sosial sebagai pola
perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar
kelompok dalam masyarakat (William Kornblum,1988).
Struktur sosial merupakan
susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat,
yaitu kelompok, kelas sosial, nilai dan norma sosial, dan lembaga
sosial.
Struktur sosial merupakan
ruang abstrak dalam masyarakat, sebagaimana ruang geografi yang kita kenal dan
lebih konkrit. Kalau dalam ruang geografi kita dapat mempunyai alamat geografik
(titik posisi atau lokasi kita berada), misalnya, SMA Negeri Palembang berlokasi di Perum Ogan Permata
Indah, Jl. Gubernur H. A. Bastari, Seberang Ulu I, Kota Palembang Jakabaring, maka
demikian jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial,
kita pun punya alamat sosial. Di manakan posisi SMA Negeri 19 Palembang
di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai
dan norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.
1.2.2 Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.
1.2.3 Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Masyarakat memiliki struktur
dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat
tergantung pada komplektisitas masyarakat itu sendiri. Semakin masyarakat itu
kaya dengan kebudayaanya, maka semakin rumit proses-proses sosial yang
dihasilkanya. Serta tergantung pula pada adanya pengaruh dan khalayaknya, baik
secara individu, kelompok, ataupun masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk
atau wujud komunikasi di tentukan oleh:
1. Pihak-pihak
yang terlibat dalam komunikasi (komunikator dan khalayak)
2. Cara yang
ditempuh
3. Kepentingan
atau tujuan komunikasi
4. Ruang
lingkup yang melakukanya
5. Saluran yang
digunakan
6. Isi pesan
yang disampaikan
Sehubungan dengan itu, maka
kegiatan komunikasi dalam masyarakat dapat berupa komunikasi tatap muka
yang terjadi pada komunikasi interpersonal dan kelompok serta kegiatan
komunikasi yang terjadi pada komunikasi masa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Sosial
August Comtes mengatakan
sosiologi mengkaji masyarakat dari Social Statics (statika sosial atau struktur
sosial) dan Social Dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial. Comte
berpendapat bahwa setiap masyarakat meiliki dua sistem kehidupan yang
berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu. Walaupun memiliki dua
sisi yang berbeda, kebudayaan menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah
masyarakat secara umum.
Sosial statics meliputi
struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial lapisan
serta kekuasaan. Sedangkan sosial dinamics sebagai fungsi-fungsi masyarakat
yang telibat dalam proses sosial perubahan sosial atau bentuk abstrak interaksi
sosial.
A. Struktur Masyarakat
1.
Kelompok Sosial
Kehidupan kelompok adalah
sebuah naluri sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu
menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.
Kelompok sosial adalah
kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang
umumnya secara relatif kecil yang hidup secara bersama. Berdasarkan kelompok
dan proses sosialnya, maka kelompok sosial dapat dibagi menjadi kelompok dan
proses sosialnya, maka kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
yang penting. Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur
masing-masing kelompok.
a.
Kelompok Formal Sekunder
Kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder dan
bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk
berdasarkan tujuan yang tegas serta dibentuk berdasarkan tujuan yang jelas pula.
b.
Kelompok Formal-Primer.
Kelompok Formal-Primer adalah kelompok sosial yang
yang umunmya bersifat formal namun keberadaanya bersifat primer. Kelompok ini
memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara tegas. Begitu juga
kelompok sosial ini memiliki struktuk yang tegas walaupun fungsi-fungsi
struktur ini diimplementasikan secara guyub. Terbentuknya kelompok ini
didasarkan oleh tujuan-tujuan yang jelas ataupun tujuan yang abstrak. Contoh
dari kelompok formal-primer adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan dan kelompok-kelompok
primordial.
c.
Kelompok Informal-Skunder.
Kelompok Informal-Skunder adalah kelompok
sosial yang umumnya informal namun keberadaanya bersifat skunder. Kelompok ini
bersifat tidak mengikat bahkan bisa terbentuk walaupun memiliki tujuan-tujuan
yang kurang jelas. Contoh kelompok ini adalah persahabatan, kelompok anak muda
(geng), kelompok percintaan (pacaran), dan semacamnya.
d.
Kelompok Informal-Primer.
Kelompok Informal-Primer adalah kelompok
sosial yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer
atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat diluar kelompok
formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer.
Kelompok ini juga merupakan bentuk lain dari kelompok informal-skunder terutama
menonjol dihubungan-hubungan mereka yang sangat pribadi dan mendalam.
2.
Lembaga (Pranata) Sosial
Lembaga (pranata) sosial
adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial
di dalam masyarakat. Lembaga sosial memungkinkan setiap struktur dan
fungsi-fungsi serta harapan-harapan setiap anggota dalam masyarakat dalam
berjalan dan memenuhi harapan yang sebagaimana disepakati bersama.
Wujud konkret pranata sosial
adalah aturan, norma adat istiadat dan semacamnya yang mengatur kebutuhan
masyrakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat, dengan kata
lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah melembaga atau menjadi
kelembagaan disuatu masyarakat. Misalnya kebutuhan orang terhadap penyembuhan
penyakit, menghasilkan kedokteran, perdukunan, penyembuhan alternatif.
3.
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial atau
strata sosial adalah stktur sosial yang berlapis-lapis di dalam masyarakat.
Lapisan sosial menunjukan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari yang
terendah sampai yang paling tinggi. Secara fungsional lahirnya strata sosial
ini karena kebutuhan manusia terhadap sistem produksi yang dihasilkan oleh
masyarakat disetiap strata, dimana sistem produksi itu mendukung secara
fungsional masing-masing strata.
Menurut Pitrim Sorokim yang
dikutip dari Soekanto, Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk dan
masyarakat kedalam kelas-kelas sosial secara bertingkat (Soekanto, 2002:228),
yaitu kelas-kelas tinggi dan kelas kelas rendah. Setiap masyarakat mempunyai
lapisan, mulai yang sederhana sampai yang rumit, tergantung dari masyarakat
tersebut. Dalam masyarakat yang kompleks, maka perbedaan kedudukan dan peranan
juga bersifat kompleks.
4.
Mobilitas Sosial
Menurut horton dan Hunt
(Narwoko dan Uyanto, 2004:188) mobilitas sosial dapa diartikan sebagai suatu
gerak perpindahan dari suatu kelas ke kelas lainnya. Mobilitas bisa berupa
peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial.
Secara umum ada tiga jenis
mobilitas sosial, yaitu gerak sosial yang meningkat (sosial climbing), gerak
social menurun (social sinking), dan gerak social horizontal. Ketiga jenis
mobilitas sosial ini dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja sesuai dengan
bagaimana seseorang mengespresikan seseorang secara timbal balik.
5.
Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah
produk seri seluruh rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam
masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian, maka kebudayaan adalah
hasil nyata dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia bersama
masyarakatnya.
Pernyataan diatas sejalan
dengan Selo Sumarjan Sumardi, bahwa kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat. (a) Karya, masyarakat menghasilkan material culture seperti
teknologi dan karya-karya kebendaan atau budaya materi (fisik) yang diperlukan
oleh manusia untuk menguasai dan mendudukan alam sekitarnya, sehing budaya yang
bersifat fisik ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. (b) Rasa, adalah spirual
culture (nonfisik) meliputu unsur mental dan kejiwaan manusia. Rasa
menghasilkan kaidah-kaidah, nilai-nilai sosial dan norma sosial atau yang
disebut dengan pranata sosial. Apa yang dihasilkan rasa digunakan untuk
mengatur masalah-masalah kemasyarakatan. Misalnya agama, kesenian, ideologi,
kebatinan, dsb. (c) Cipta merupakan immaterial culture yang menghasilkan
pranata sosial, namun cipta yang menghasilkan gagasan, berbagai teori, wawasan
dan semacamnya yang bermanfaat bagi manusia. (d) Karsa adalah kemampuan untuk
menempatkan karya rasa dan cipta pada tempatnya agar sesuai dengan kegunaan dan
kepentingan bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian karsa adalah kecerdasan
dalam menggunakan karya, rasa dan cipta secara fungsional sehingga menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat lebih bagi manusia dan masyarakat secara luas.
2.2 Proses Sosial dan
Interaksi Sosial
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.
Interaksi sosial merupakan
kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan
mungkin ada kehidupan bersama. Tapi perlu diingat bahwa orang-orang yang
bertemu muka saja dan mereka tidak saling berbicara, atau tidak saling menukar
tanda-tanda, hal tersebut sudah dikatakan bahwa interaksi social telah terjadi.
Karena dalam tatap muka tersebut masing-masing pihak sadar bahwa ada pihak lain
yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf kedua pihak
tersebut disebabkan oleh bau harum misalnya atau bau tidak sedap yang
ditimbulkan oleh kedua belah pihak tersebut atau bunyi jalannya. Dan hal
tersebut akan membuat suatu kesan pada pikiran masing-masing pihak tentang
apa-apa yang akan dilakukan selanjutnya.
A. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial
adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena
interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi
sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut
sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya
Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut
lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak
apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan
mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu
yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat
hubungan termaksud. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada
berbagai faktor:
1.Imitasi
Salah satu
segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
2.Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi
suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain.
3.Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
4.Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang
merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan
yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan
untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan
kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antar kelompok.
Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.
Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang
lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.
B.1 Interaksi sosial terjadi oleh karena adanya kontak sosial
Kata kontak berasal dari
bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya
menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik,
kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala
seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini
dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak
tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat
untuk terjadinya suatu kontak. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
1. Adanya
orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam
keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses
dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2. Ada
orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila
suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
3. Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan
parpol yang ketiga di pemilihan umum.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan,
tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat
positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan
suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat primer
atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung
bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara.
Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder
tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.
Arti terpenting komunikasi adalah
bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut,
sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat
diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan
bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
C. Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya
interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing
(isolation). Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan
untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing
dapat disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari
hubungan dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak
ditentuan oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh
karena cacat pada salat satu indranya. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata
bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang
terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami
perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan
kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama
sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial
vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu
(biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya
(kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.
D. Bentuk-bentu Interaksi
Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian,
namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas
sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi
sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan
kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian
untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1)
Toleransi
2)
Kesempatan-kesempatan yang
seimbang di bidang ekonomi
3)
Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4)
Sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5)
Persamaan dalam unsur-unsur
kebudayaan
6)
Perkawinan campuran
(amaigamation)
7)
Adanya musuh bersama dari
luar
Faktor umum penghalangan terjadinya
asimilasi:
1)
Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2)
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan
dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
3)
Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4)
Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih
tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
5)
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan
ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya
asimilasi
6)
In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi.
In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
7)
Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila
golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
8)
Faktor perbedaan kepentingan
yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi menyebabkan
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta
interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi.
Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala
tidak terlalu penting dan menonjol.
Kontravensi pada
hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von
Wiese dan Howard Becker ada 5 :
1)
yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan
rencana
2)
yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum,
memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst.
3)
yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan
pihak lain
4)
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
5)
yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan,
provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1)
Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang
sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2)
Kontraversi seks : menyangkut
hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3)
Kontraversi Parlementer :
hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam
masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif,
keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
1)
Kontravensi antarmasyarakat
setempat, mempunyai dua bentuk :
· Kontavensi antarmasyarakat setempat yang
berlainan (intracommunity struggle)
·
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat
(intercommunity struggle)
2)
Antagonisme keagamaan
3)
Kontravensi Intelektual :
sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan
yang tinggi atau sebaliknya
4)
Oposisi moral : erat
hubungannya dengan kebudayaan.
Conflict (Pertentangan atau Pertikaian)
Pribadi maupun
kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab musabab pertentangan adalah:
1) Perbedaan antara individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) perbedaan kepentingan
4) perubahan sosial
2.3 Proses Komunikasi dalam Masyarakat
A. Komunikasi Langsung
Pada komunikasi langsung
(tatap muka) baik antara individu dengan individu, atau individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka
pengaruh hubungan individu (interpersonal) termasuk di dalam pemahaman
komunikasi ini.
Namun demikian, individu yang
memengaruhi proses komunikasi tidak lepas dari pengaruh kelompoknya baik yang
primer maupun sekunder. Walaupun komunikasi individu tak terlepas dari pengaruh
kelompok, namun konsep komunikasi ini hanya melihat apa konten dari komunikasi
yang dibangun oleh individu masing – masing.
Persyaratan yang harus ada
dalam komunikasi tatap muka adalah antara komunikator dengan komunikanya harus
bertemu dan prosesnya dipengaruhi oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak.
Beberapa pendapat sepakat bahwa konsep hubungan antara pribadi. Jadi, tatap
muka yang dimaksud adalah sebuah konsep yang fleksibel tidak saja tatap muka
dalam arti langsung saling melihat satu dengan lainnya, namun tatap muka yang
dimaksud adalah sebuah hubungan interpersonal yang memungkinkan kedua belah
pihak mengembangkan theatre of the mind pada saat
berkomunikasi melalui media berdasarkan pengalaman saling melihat di antara
mereka sebelumnya.
B. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah proses
komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi
dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian,
maka unsure-unsur pentingdalam komunikasi massa
adalah:
1)
Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan terhadap komunikan,
namun dapat terjadi sebaliknya bila ada umpan-balik atau feed-back.
Komunikator dalam komunikasi massa adalah :
a)
Pihak yang mengandalkan media
massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu
informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh public
b)
Komunikator dalam penyebaran
informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi – solusi
dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas
keberadaan mereka.
c)
Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi
itu.
2)
Media massa, adalah media
komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara missal
dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.
3)
Informasi (pesan) massa,
adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal,
bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi.
4) Gatekeeper, adalah penyeleksi informasi. Wartawan, desk
surat kabar, editor, bahkan penerima telpon di sebuah institusi media massa
memiliki kesempatan untuk menjadi gatekeeper ini.
5)
Khalayak (publik), adalah
massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa.
6)
Umpan balik dalam komunikasi
massa umumnya bersifat tertunda sedangkan umpan balik pada komunikasi tatap
muka bersifat langsung. Akan tetapi sifat umpan balik yang tertunda ini sudah
mulai ditinggalkan seirama dengan perkembangan teknologi.
BAB III
KESIMPULAN
Struktur sosial merupakan
ruang abstrak dalam masyarakat, sebagaimana ruang geografi yang kita kenal dan
lebih konkrit. Kalau dalam ruang geografi kita dapat mempunyai alamat geografik
(titik posisi atau lokasi kita berada), misalnya SMA Negeri Palembang berlokasi di Perum Ogan Permata
Indah, Jl. Gubernur H. A. Bastari, Seberang Ulu I, Kota Palembang Jakabaring, maka
demikian jugalah di ruang sosial, maka di ruang sosial atau struktur sosial,
kita pun punya alamat sosial. Di manakan posisi SMA Negeri 19 Palembang
di ruang sosial? Tergantung pada parameter apa yang kita gunakan, apakah nilai dan
norma, kelompok, status atau kelas sosial, atau kah lembaga sosial.
Proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai
pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.
Masyarakat memiliki struktur
dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat
tergantung pada komplektisitas masyarakat itu sendiri. Semakin masyarakat itu
kaya dengan kebudayaanya, maka semakin rumit proses-proses sosial yang
dihasilkanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar